Meski sudah didemo oleh sopir angkutan kota tiga  kali, Anies Bawesdan Gubernur DKI sampai sekarang belum juga membuka Jalan Jatibaru untuk kendaraan umum. Entahlah apa yang dipikirkan Anies sampai dia lebih mementingkan PKL (pedagang kaki lima) untuk menguasai jalanan daerah  Tanah Abang.
Kemarin saya membaca surat pembaca di harian Kompas dari warga Jatibaru yang berisi jeritan dari warganya. Isi surat pembaca tersebut antara lain: Apa pula di benak Anies Bawesdan tentang perasaan penumpang kendaraan umum yang tadinya melintasi jalan itu mencari nafkah, warga yang punya usaha dan menjalankan aktivitas dengan mengandalkan jalan itu, pasien yang  mestinya melalui jalan itu, petugas pemadam kebakaran yang harus melewati jalan itu ketika kebakaran terjadi.
Apakah gak ada tempat bagi pedagang kaki lima selain trotoar dan jalan raya. Bukankah sudah ada pasar Blok G? Selama pemprov memberi fasilitas di pasar Blok G dan disiplin menertibkan kendaraan bermotor dan trotoar, seharusnya kesemrawutan tak akan terjadi. Tulisan surat pembaca itu dikirim oleh Muliyadi dari Tanah Abang Jakarta.
Sebagai gantinya angkutan kota diperbolehkan mengambil penumpang di sekitar kolong jembatan Jalan Jatibaru, untuk mengakses penumpang yang turun dari kereta di Stasiun Tanah Abang.
Padahal dari pemberitaan televisi sudah diungkap bahwa lapak di trotoar Tanah Abang juga dijual per meter sampai jutaan untuk sewa per bulannya.Tapi Anies seperti menutup mata adanya premanisme jual lapak di trotoar Tanah Abang.
Entah apa yang menjadi pertimbangan Anies sampai sekarang tetap tidak mau membukan Jalan Jatibaru. Apakah ada deal politik kampanye dengan H Lulung cs yang selama ini menguasai Tanah Abang yang juga mendukung kampanyenya atau yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H