Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Gua Sunyaragi Cirebon, Berbentuk Bangunan Kerang

29 Desember 2015   01:08 Diperbarui: 29 Desember 2015   01:31 1152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Taman Sari Gua Sunyaragi di Cirebon Jabar adalah lokasi  gua buatan di tengah kota. Terbuat dari batu bercampur dengan karang. Konon katanya gua yang masih terawat ini  dibangun untuk tempat bermeditasi Raja Cirebon dahulu kala di abad ke 15.

Dengan melihat ruangan-ruangan di dalam gua  dan halaman depan yang berbekas kolam air,  kita bisa membayangkan betapa spesialnya tempat ini. Dinding-dinding dari batu dan kerang-kerang membuat bangunan ini unik.

Datang ke tempat ini sebaiknya sore hari setelah pukul 15.00 WIB atau pagi hari sebelum pukul 10.00 karena panas matahari menyengat. Disarankan memakai topi disini dan membawa air mineral karena keliling lokasi dibutuhkan waktu antara 1 sampai 2 jam.  Melihat  fondasi batu yang sangat besar dan kelihatan kokoh bisa membuktikan bahwa dulunya bangunan ini dikelilingi oleh air.

Gua Sunyaragi merupakan salah satu benda cagar budaya yang berada di Kota Cirebon dengan luas sekitar 15 hektar. Objek cagar budaya ini berada di sisi jalan by pass Brigjen Dharsono, Cirebon. Konstruksi dan komposisi bangunan situs ini merupakan sebuah taman air. Karena itu Gua Sunyaragi disebut Taman Sari Gua Sunyaragi.

Disani banyak bangunan bangunan yg terbuat dari batu jika ingin foto preweding lokasi yang bagus.Konon disana dikatakan ada sebuah batu yg tidak boleh dipengang karena bisa menjauhkan jodoh. Harga tiket  masuk Rp  10.000 per orang . Anda juga diperbolehkan menyewa pemandu. Saya memakai jasa pemandu Pak Yusuf yang menjelaskan secara detil sejarah gua yang dikelola Keraton Kasepuhan Cirebon ini dengan Dinas Pariwisata Cirebon.

Sebaiknya hindari musim liburan untuk bisa menikmati obyek wisata ini dengan santai. Karena pada liburan natal saya kesana, sangat ramai dan bergantian untuk mendapatkan spot foto yang bagus.

Nama "Sunyaragi" berasal dari kata "sunya" yang artinya adalah sepi dan "ragi" yang berarti raga, keduanya adalah bahasa Sanskerta. Tujuan utama didirikannya gua tersebut adalah sebagai tempat beristirahat dan meditasi para Sultan Cirebon dan keluarganya

Kompleks Taman Sari Sunyaragi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu pesanggrahan dan bangunan gua. Bagian pesanggrahan dilengkapi dengan serambi, ruang tidur, kamar mandi, kamar rias, ruang ibadah dan dikelilingi oleh taman lengkap dengan kolam. Bangunan gua-gua berbentuk gunung-gunungan, dilengkapi terowongan penghubung bawah tanah dan saluran air. Bagian luar kompleks aku bermotif batu karang dan awan. Pintu gerbang luar berbentuk candi bentar dan pintu dalamnya berbentuk paduraksa.

Di Tamansari Gua Sunyaragi ada sebuah taman Candrasengkala yang disebut "Taman Bujengin Obahing Bumi" yang menunjuk angka tahun 1529. Di kedua tempat itu juga terdapat persamaan, yakni terdapat gapura "Candi Bentar" yang sama besar bentuk dan penggarapannya. Pangeran Kararangen hanya membangun kompleks Gua Arga Jumut dan Mande Kemasan saja.

Dilihat dari gaya atau corak dan motif-motif ragam rias yang muncul serta pola-pola bangunan yang beraneka ragam dapat disimpulkan bahwa gaya arsitektur gua Sunyaragi merupakan hasil dari perpaduan antara gaya Indonesia klasik atau Hindu, gaya Cina atau Tiongkok kuno, gaya Timur Tengah atau Islam dan gaya Eropa.

Gaya Indonesia klasik atau Hindu dapat terlihat pada beberapa bangunan berbentuk joglo. Misalnya, pada bangunan Bale Kambang, Mande Beling dan gedung Pesanggrahan, bentuk gapura dan beberapa buah patung seperti patung gajah dan patung manusia berkepala garuda yang dililit oleh ular. Seluruh ornamen bangunan yang ada menunjukkan adanya suatu sinkretsime budaya yang kuat yang berasal dari berbagai dunia. Namun, umumnya dipengaruhi oleh gaya arsitektur Indonesia Klasik atau Hindu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun