Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

pecinta traveling dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Serasa Menjadi Putri Raja  Sehari Selama  di Bali

7 November 2015   23:45 Diperbarui: 8 November 2015   02:46 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Serasa menjadi seorang putri raja sehari  ketika makan siang di Restoran  Petani, Alaya Resort di  Ubud Bali saya mendapat pelayanan  suguhan menu Nasi Raja. Mengapa dinamakan Nasi Raja karena tata boga menata sajian makanannya layaknya untuk seorang raja pada zaman dahulu sewaktu Kerajaan Ubud masih ada.

[caption caption="Nasi Raja cara menata makanannya layak untuk suguhan seorang Raja Bali"][/caption]

Nasi kuning dibentuk kerucut seperti tumpeng  dan lauk-pauk terdiri dari sate ikan, ayam suwir,sayur  lawar , udang goreng tepung, sambal, kerupuk ditaruh di wadah daun pisang mengelilingi tumpeng nasi kuning tersebut. Belum lagi sensasi menata piringnya yang ditaruh di atas wadah piring tinggi dan dihiasi janur kuning yang menjuntai layaknya pelayanan makan untuk seorang raja.

Para Kompasioner peserta Pesona Budaya yang sedang dijamu makan siang Kementrian Pariwisata dan Kompasiana langsung merasa mendapat kejutan dengan tatanan bentuk penyajiannya. Mereka spontan langsung berebutan untuk mengambil foto dari beberapa sudut Nasi Raja sebelum dimakan.

[caption caption="Dekorasi yang kreatif di Restoran Petani by Ita DK"]

[/caption]

Salah seorang staf Restoran Petani kemudian menjelaskan Nasi Raja pada zaman sekarang disuguhkan untuk makan seorang pendeta saja bukan menjadi suguhan  raja lagi  di Bali karena  sudah tidak ada lagi saat ini. Menu nasi kuning dibikin dengan tambahan bumbu rempah-rempah seperti kunyit, bawang merah, bawang putih, kemiri, serai dan santan. Sedangkan lauk pauk seperti sate ikan, ayam suwir dan sambal matah sengaja tidak dibuat pedas hanya memakai cabe merah bukan cabe rawit karena disesuaikan dengan taste atau selera tamu dari mancanegara yang sering makan di Restoran Petani.

Karena wadah makannya sengaja dibuat tinggi seperti tempat buah maka seharusnya cara makannya dengan tangan langsung di wadahnya. Tapi cara makan di Restoran Petani disesuaikan dengan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara sehingga masih disediakan tambahan piring makan dan sendok serta garpu, sehingga nasinya dan lauk pauk dipindah dahulu ke piring sebelum disantap. Nasi Raja ini layak menjadi kuliner andalan pesona indonesia untuk digalakkan sebagai salah satu kuliner khas Indonesia.

[caption caption="Para Kompasioner peserta blogtrip pesona budaya di Bali. foto: koleksi panitia Kompasiana"]

[/caption]

Karena sedang kelaparan, para Kompasioner dengan lahap segera menghabiskan Nasi Raja tersebut. Tapi bagi saya pribadi rasa nasi kuningnya terasa berbeda dengan nasi kuning yang ada di Jawa karena ada tambahan bumbu rempah merica dan ketumbar sehingga warnanya sedikit kuning kecoklatan. Lauk pauknya kurang terasa pedas dan berwarna merah karena tidak ada rasa pedas sama sekali. Hal ini karena tidak ada satu biji pun cabe rawit dalam bumbu rempahnya. Harga nasi raja sekitar Rp 120.000 per porsi sangat wajar bila dilihat dari cara penataan dan pelayanan staf Restoran Petani. Pelayan yang sigap, sopan dan memberi salam terima kasih dengan baju khas Bali menambah nafsu makan menjadi lebih nikmat. Restoran Petani juga mendapat penghargaan Tripadvisor sebagai restoran terekomendasi di  Bali yang papan  penghargaannya tergantung di dinding restoran.

[caption caption="Tempat spa diBliss Spa Ubud Bali yang asri by Ita DK"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun