Salah satu tempat wajib yang ingin saya kunjungi  selama  di Paris, Perancis adalah Museum Louvre (Musée du Louvre), yang merupakan tempat lukisan Monalisa asli disimpan. Di tengah halaman Museum Louvre, terdapat bangunan bentuk piramida kaca yang besar dan piramida kecil. Bangunan piramida inilah yang disebut dengan piramida Louvre.
[caption caption="Museum Louvre di sore hari"][/caption]
Memang piramida kaca sebagai bangunan futuristik tersebut begitu kontras di antara bangunan abad pertengahan. Pembangunan piramida dan lobby bawah tanahnya sebenarnya untuk mengatasi jumlah pengunjung Museum Louvre yang banyak setiap harinya. Piramida yang besar berfungsi sebagai pintu utama. Â
[caption caption="Lukisan Monalisa dilapisi kaca anti peluru"]
Beruntung saya datang agak sore sehingga tidak antri. Biasanya di siang hari antrian untuk beli tiket mengular. Setelah membayar tiket masuk 15 euro atau sekitar Rp 250.000 saya langsung masuk dan yang cari pertama adalah lukisan asli Monalisa. Ternyata ruangan tempat menyimpan lukisan Monalisa paling ramai pengunjungnya. Orang berdesak-desakan untuk melihat dari dekat lukisannya dan berebutan foto selfie dengan latar belakang lukisan Monalisa karya Leonardo da Vinci. Lukisan ini menyita banyak perhatian pengunjung. Saya sendiri berusaha mengambil gambar dengan latar belakang foto yang legendaris itu.
Lukisan Monalisa setengah badan tidak terlalu besar sekitar berukuran 77 X 53 centimeter tapi karena banyak diburu kolektor, lukisan ini kalau dijual pasti harganya sudah angka puluhan milyar. Mata lukisan Monalisa yang tersenyum mengikuti dimana pun pengunjung melihat dari beberapa sudut dan tangannya kelihatan lembut saling memegang pergelangan tangan. Senyum Monalisa menembus kaca antipeluru yang melindunginya, mampu menyandera imaji pikiran manusia.
Menurut Wikipedia, Monalisa mewakili sosok wanita mulia pada abad ke-15 dan awal abad ke-16. Lisa digambarkan sebagai istri yang setia melalui posisi tangan kanannya yang bertumpu di atas tangan kirinya. Melalui karyanya, Leonardo juga melukiskan Lisa sebagai wanita modis dan mapan, yang mungkin lebih baik daripada sosok Lisa yang sebenarnya. Pakaian hitam dan cadar hitamnya dipengaruhi oleh mode Spanyol yang berkelas; warna hitam ini bukanlah ungkapan rasa duka atas kepergian putri pertamanya, sebagaimana yang dikemukakan oleh para pakar sebelumnya.
Lukisan Monalisa tidak hanya dilapisi kaca anti peluru tapi dijaga khusus seorang petugas dan mendapat ekstra pagar pengaman. Sehingga pengunjung tidak dapat memegang atau pun berfoto ria disamping lukisannya. Tapi khusus pengunjung memakai kursi roda boleh melihat foto lukisan Monalisa dari jarak dekat di depan pagar pengaman dan tentunya bisa foto selfie tanpa berdesak-desakan. Ini yang membuat saya salut kepada warga Perancis mereka menghormati orang cacat.
[caption caption="mahasiswa seni di paris minta pendapat hasil lukisan replika monalisa"]
Saya lihat banyak juga mahasiswa seni yang kuliah di fakultas seni rupa universitas-universitas di Paris meniru lukisan Monalisa dan menunjukkan hasil karyanya kepada pengunjung  untuk dikritik hasil karyanya. Mereka benar-benar serius mengerjakan lukisan replika Monalisa dan selalu ingin sempurna mengerjakannya dengan minta pendapat hasil karyanya kepada pengunjung museum. Anak-anak pelajar setingkat TK dan SD secara berombongan juga banyak yang menikmati museum ini.