Mohon tunggu...
Asita Darusalam
Asita Darusalam Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa Kolese Kanisius

Seseorang pribadi yang berusaha mengembangkan keterampilan dan kemampuannya menjadi lebih baik lagi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa dan Bagaimana Negara Eropa Menjajah Dunia

9 September 2024   12:00 Diperbarui: 9 September 2024   12:54 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Heritage Auction
Heritage Auction

Selain itu, setelah berakhirnya era kolonialisme, negara-negara Barat terus mempertahankan pengaruh mereka melalui globalisasi, yang seringkali mengekspor nilai-nilai dan budaya Barat ke seluruh dunia melalui film, buku, dan karya seni lainnya yang diterima berbagai bangsa di dunia. Karya seni ini seringkali melukiskan keberadaan budaya Barat yang maju dan lebih "beradab" dibanding budaya Timur yang seringkali digambarkan lebih kurang berkembang dan "tidak beradab". Negara-negara non-Barat pun sering mengadopsi model pembangunan dan modernisasi yang bercorak Barat dengan harapan mencapai tingkat kemajuan yang sama. 

Namun, penting untuk diingat bahwa modernisasi tidak hanya merupakan tindakan monopoli bangsa Barat, dan ada banyak peradaban dan budaya lain yang memiliki bentuk-bentuk kemajuan dan inovasi mereka sendiri, meskipun seringkali diabaikan atau tidak diakui dalam narasi sejarah yang dominan karena sejarah seringkali dituliskan oleh para penguasa yang menguasai paling banyak. Ini adalah salah satu alasan mengapa penting untuk memiliki perspektif yang lebih inklusif dan multikultural dalam memahami perkembangan global.

Walau tindakan kolonialisme dan imperialisme sangat merugikan bagi negara non-Barat. Beberapa dekade terakhir, negara-negara non-Barat telah diberikan kesempatan yang luar biasa untuk bangkit dan bersaing melawan negara Barat. Hal ini tampak dari perkembangan negara Timur seperti Tiongkok dan Singapura yang sekarang bahkan sudah melampaui banyak negara Barat dalam hal pendidikan, ekonomi, teknologi, bahkan seni. Tiongkok, dengan kebijakan reformasi dan keterbukaannya sejak akhir 1970-an, telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat, sementara Singapura telah memanfaatkan posisinya sebagai pusat perdagangan global untuk membangun ekonomi yang maju dengan standar hidup yang tinggi.

Negara-negara non-Barat ini telah diberikan kesempatan untuk bangkit dan bersaing melalui terlepasnya mayoritas negara non-Barat yang dulunya dijajah oleh bangsa Eropa dari belenggu kolonialisme. Sehingga negara-negara ini sekarang akhirnya bisa menggunakan sumber daya alam yang ada di negara mereka untuk pertumbuhan dan perkembangan bangsa mereka, dan bukannya hanya diambil dan diberikan ke bangsa Eropa untuk perkembangan disana.bahkan mereka dapat membangun kekuatan ekonomi, teknologi, dan infrastruktur yang setara atau lebih maju dibandingkan beberapa negara Barat. Selain itu, kebijakan-kebijakan peninggalan yang diterapkan oleh negara-negara non-Barat ini juga menjadi faktor kunci dalam keberhasilan beberapa negara. Peninggalan teknologi, pendidikan, dan praktik kepemimpinan negara Barat di negara-negara Timur juga telah membantu meningkatkan pertumbuhan negara non-Barat sehingga mampu bangkit, bersaing, dan bahkan melampaui negara-negara Barat sekarang.

Di sisi lain, globalisasi juga memainkan peran penting dalam membuka akses pasar global bagi negara-negara non-Barat. Dengan akses ke pasar yang lebih luas, negara-negara ini bisa meningkatkan ekspor, menarik investasi asing, dan memperkuat ekonomi domestik mereka. Misalnya, Tiongkok berhasil menjadi "pabrik dunia" dengan memanfaatkan pasar global untuk produk-produk manufaktur mereka, sementara India memanfaatkan keunggulannya dalam teknologi informasi untuk menjadi pusat layanan teknologi global.

Tentu saja tidak semua negara non-Barat mampu berkembang seperti ini, banyak negara non-Barat juga mengalami kemunduran dengan berakhirnya era kolonialisme. Hal ini seringkali terhubung dengan pembagian kekuasaan setelah keluarnya bangsa Eropa yang kurang baik dan efektif, yang seringkali bertujuan melemahkan negara yang baru didirikan dan mempertahankan penguasaan bangsa Eropa terhadap aset-aset sumber daya berharga di negara itu. Ini membuat seringkalinya terjadi perlawanan dari masyarakat mantan negara jajahan tersebut yang tidak menyukai pembagian wilayah yang diberikan bangsa Eropa dengan yang mendukungnya. Keadaan pro dan kontra ini seringkali juga menjadi sumber konflik dalam masyarakat yang berakhir pada perang saudara yang bisa bertahan selama bertahun-tahun dan dampak yang bisa terus terasa selama berdekade kemudian. Ini yang mengakibatkan kemunduran dan stagnasi perkembangan di banyak negara non-Barat setelah keluarnya bangsa Eropa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun