Hari-hari ini kita disibukan dengan berbagai macam problematika yang terjadi di bangsa ini, hal yang wajar terjadi ketika mendekati momentum-momentum politik. Namun sebagai manusia, kita telah dibekali dengan otak yang berfungsi sebagai organ untuk berpikir, sehingga setiap problem yang terjadi tentu dapat dipikirkan, seperti kata pepatah "tiada asap tanpa api".
Coba kita berpikir sejenak, sebenarnya apa yang terjadi akhir-akhir ini? Coba kita berpikir sejenak apakah dulu sama dengan saat ini? Penulis ingin mengajak pembaca semuanya untuk kembali berpikir apakah kehidupan sebelumnya masifnya informasi media sosial sama dengan kehidupan setelah masifnya informasi media sosial? Ini adalah hal-hal yang perlu dipikirkan, keterbukaan informasi saat ini tentu sangat berdampak pada pola kehidupan kita entah pribadi maupun komunal.
Tentu perkembangan tersebut tidak dapat dihindari karena itu adalah perkembangan zaman, namun menurut penulis ada hal-hal prinsip yang bisa kita lakukan untuk memfilter segalanya agar tidak berpengaruh full pada kehidupan kita. Salah satu hal prinsip tersebut adalah pikiran kita, selama kita hidup, pikiran tidak pernah mati. Coba saja lihat pertikaian di media sosial terkait momentum politik, begitu banyak problematika yang terjadi dan tentu pertikaian tersebut terjadi karena perbedaan kepentingan dalam pertarungan. Sebagai masyarakat awam kita memiliki pikiran untuk digunakan dalam menganalisis problematika tersebut agar kita tidak tergerus dalam pertikaian tersebut yang mengakibatkan saling menjelekan hingga perpecahan.
Penulis bukan mengajak masyarakat untuk apatis dalam persoalan ini melainkan agar kita dapat memaksimalkan pikiran kita, segala hal memang memiliki dampak namun jika hal tersebut terjadi tanpa berpikir, kiranya bagaimana cara menyelesaikannya? Maka dari itu, nikmatilah dinamika ini dan rawatlah pikiran. Sebagai masyarakat awam, kita dapat berpikir tentang apa permasalahan di kehidupan saya, apa yang saya butuhkan? Apa yang menjadi tujuan saya, dan lainnya yang kemudia hal tersebut digunakan untuk melihat siapa yang cocok dengan pikiran saya. Jika hal tersebut dilakukan tentu akan mengurangi dampak perpecahan dalam dinamika politik ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H