Mohon tunggu...
Sasakala Asisi Suharianto
Sasakala Asisi Suharianto Mohon Tunggu... Penulis - Traveller

Pelintas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pesan Tersembunyi di Dalam Kisah Natal

25 Desember 2019   00:53 Diperbarui: 25 Desember 2019   01:44 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pilar bergaya Romawi dan mozaik-mozaik indah yang masih tersisa di Gereja Nativity. Tampak empat malaikat utama pada lukisan tersebut. (Foto: doc pribadi)

Namun jika kita jeli, bukan itu pesan sesungguhnya.

Gereja masa kecil Maria, di kota tua Yerusalem. Pernah dijadikan madrasah oleh Sultan Salahudin. Bangunan ini memiliki gaung suara yang sangat baik. (foto: doc pribadi)
Gereja masa kecil Maria, di kota tua Yerusalem. Pernah dijadikan madrasah oleh Sultan Salahudin. Bangunan ini memiliki gaung suara yang sangat baik. (foto: doc pribadi)
Kitab Lukas 2:7 menceritakan bahwa dikarenakan rumah penginapan sudah penuh, maka Maria yang usai melahirkan akhirnya meletakkan bayinya dalam palungan setelah membungkusnya dengan kain lampin.

Penerjemahan "rumah penginapan" oleh LAI dalam Lukas tersebut sebenarnya kurang tepat, karena kata aslinya adalah "kataluma". Kataluma merujuk pada bangunan bagian atas dalam struktur rumah Yahudi. 

Maksudnya demikian: rumah-rumah Yahudi kala itu biasanya memiliki dua lantai. Lantai atas digunakan untuk acara bersama, menerima tamu, tempat berkumpul dan lain sebagainya. 

Sementara lantai bawah digunakan untuk ternak, yang kadang-kadang tuan rumahnya juga tidur di sana. Struktur seperti ini masih lestari di beberapa tempat di Timur Tengah hingga sekarang.

Pintu gereja Nativity di Bethlehem. Menurut tradisi di sinilah Maria melahirkan Yesus (foto: doc pribadi)
Pintu gereja Nativity di Bethlehem. Menurut tradisi di sinilah Maria melahirkan Yesus (foto: doc pribadi)
Kala itu orang-orang di kota Betlehem menggunakan lantai bawah bangunannya khusus untuk domba-domba betina yang melahirkan, dan mereka merawat bayi domba sebaik mungkin.

Mengapa domba betina yang melahirkan begitu istimewa hingga disediakan bangunan rumah? Hal ini terkait dengan komoditas utama kota ini di zaman itu, yakni domba sembelihan untuk korban di bait Allah. 

Jarak kota Bethlehem dengan Yerusalem tidaklah terlalu jauh, sehingga orang-orang Yahudi dari kota lain biasa membeli domba di kota ini untuk dipersembahkan di Yerusalem. 

Mereka juga akan beristirahat sejenak di kota ini sebelum meneruskan perjalanan. Maka bisa ditebak, hukum supply and demand menjadikan kota ini menemukan komuditasnya: penginapan dan domba-domba terbaik di seantero Yudea.

Ramai dan sesak, para peziarah dan wisatawan dari seluruh dunia mengantri panjang untuk masuk ke tempat Yesus dilahirkan. (foto: doc pribadi)
Ramai dan sesak, para peziarah dan wisatawan dari seluruh dunia mengantri panjang untuk masuk ke tempat Yesus dilahirkan. (foto: doc pribadi)
Hiasan berupa lampu gantung di gereja Nativity, bergaya Romawi. (foto: doc pribadi)
Hiasan berupa lampu gantung di gereja Nativity, bergaya Romawi. (foto: doc pribadi)
Pilar bergaya Romawi dan mozaik-mozaik indah yang masih tersisa di Gereja Nativity. Tampak empat malaikat utama pada lukisan tersebut. (Foto: doc pribadi)
Pilar bergaya Romawi dan mozaik-mozaik indah yang masih tersisa di Gereja Nativity. Tampak empat malaikat utama pada lukisan tersebut. (Foto: doc pribadi)
Grafiti tangan nganggur. Tampak coretan dari tangan-tangan jahil pada pilar Romawi. Sepertinya dari warga lokal. Gereja Nativity terletak di wilayah Tepi Barat, Palestina. (foto: doc pribadi)
Grafiti tangan nganggur. Tampak coretan dari tangan-tangan jahil pada pilar Romawi. Sepertinya dari warga lokal. Gereja Nativity terletak di wilayah Tepi Barat, Palestina. (foto: doc pribadi)
Orang Yahudi sangat ketat dalam masalah hukum kurban. Domba yang dipersembahkan harus jantan, bersih, tidak sakit dan tidak cacat. 

Seolah orang Bethlehem akan berkata: "jika Anda membeli domba kurban di kota kami, dijamin 100% tidak cacat, bahkan Tuhan yang maha melihat pun takkan menemukan cacat yang tak kelihatan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun