Mohon tunggu...
Muhammad Asip
Muhammad Asip Mohon Tunggu... Penulis - Lecture

Menata hati menggugah jiwa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Adab Dulu atau Ilmu Dulu?

29 Oktober 2024   20:22 Diperbarui: 29 Oktober 2024   20:23 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Terjebak istilah terbawa suasana akhirnya menjadi latah. Tidak jarang hanya menjadi perdebatan kusir yang pemutus silahturrahmi. Tugas ini merupakan kewajiban setiap pribadi memberikan literasi pada dirinya sendiri dengan cara terus belajar. Memperbanyak membaca, bertanya kepada ahli di bidangnya, berdiskusi bersama untuk membuka pemikiran. Apa yang lebih dulu antara adab atau ilmu? Dua kata, "adab dan ilmu". Istilah populer ini terkenal dikalangan pembelajar berbahasa Arab. Pepatah berbunyi, "al adabu fauqol ilmi", dengan pengertian sederhana yakni adab lebih tinggi daripada ilmu. Pemahaman dalam makna kosakata menjadi penting untuk diperhatikan, ketika dipertanyakan mana yang lebih dulu antara adab atau ilmu.

Jika dikaji melalui definisi versi kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) online maka, kosakata "adab" merujuk pada kata: budi pekerti, akhlak dan kesopanan. Sementara kosakata "ilmu" merujuk pada kata: pengetahuan dan kepandaian. Oleh sebab itu, adab dapat dikatakan lebih tinggi daripada ilmu. Namun, jika dikaji dengan versi proses belajar akan berbeda.

Ilmu dalam proses belajar lebih dulu dibandingkan adab. Pada istilah pembelajaran ada 3 unsur yaitu: Kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan). Ilmu menjadi yang pertama dipelajari, dilanjutkan prilaku (adab), kemudian budi pekerti (beradab/terampil). Apapun persoalan, jika memiliki ilmunya akan menjadi lebih mudah, begitu juga sebaliknya akan terasa susah dan berat jika tidak memiliki ilmunya. 

Ilmu berdasarkan sifatnya ada 2. Pertama, ilmu itu didapatkan dengan proses belajar, misalnya cara memasak, menyiram tanaman dan sebagainya. Kedua, ilmu itu didapatkan atas karunia atau kasih sayang Allah, misalnya bayi baru lahir secara natural lapar mau makan, kemudian menyusu pada ibunya dengan menggunakan mulut. Aktivitas menyusu dari seorang bayi dengan menggunakan mulut adalah ilmu dengan kasih sayang Allah. Kalau bukan kasih sayang Allah, ilmu yang sifatnya naluri, natural, alami tentulah bayi tidak akan menyusu. Contoh lainnya: Seseorang mengupil menggunakan jari tangan biasanya jari telunjuk, sudah ada proses belajar sebelumnya, ada ilmu yang dipelajari atau pengalaman. Namun, jika seseorang belum berilmu mungkin mengupil dengan menggunakan jempol kaki.

Adab sifatnya normatif, berlaku dalam ruang dengan karakteristik tertentu. Adab secara sederhana merupakan bentuk lain dari cara atau kebiasaan yang didasari pada kesepahaman yang diakui bersama. Adab akan mustahil jika tanpa ada ilmu sebelumnya. Melalui proses belajar akan mendapatkan ilmu. Ilmu-ilmu yang dipelajari, didalami dan dimaknai akan memunculkan adab. Pemahaman akan adab termanesfestasi dalam prilaku yang disebut beradab atau sikap sopan-santun atau tata krama. 

Hubungan ilmu dan adab adalah hubungan sebab-akibat bukan hubungan jika-maka. Sesorang berilmu akan berakibat beradab. Namun, jika sesorang berilmu maka akan beradab, jawabannya tidak pasti atau belum tentu. Berdasarkan uraian sederhana ini dapat disimpulkan bahwa ilmu lebih dulu. Jika dibuat alur berpikir terkait mana yang lebih dulu antara adab atau ilmu yaitu: 1. Proses belajar, 2. ilmu, 3.adab, 4.beradab. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun