Mohon tunggu...
Adelia SilmiRambe
Adelia SilmiRambe Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketika sebuah karya selesai ditulis, maka pengarang tak mati. Ia baru saja memperpanjang umurnya lagi. (Helvy Tiana Rosa)

Mahasiswa Sastra Jerman Universitas Padjadjaran.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Kompetensi Global dalam Menghadapi Isu Dunia di Abad-21

12 Februari 2022   14:43 Diperbarui: 12 Februari 2022   15:22 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Keterampilan abad ke-21 atau yang dapat kita sebut juga dengan 21st Century Skills adalah keterampilan yang dibutuhkan untuk dapat berkarir di abad ke-21. US-based Apollo Education Group mengidentifikasi sepuluh keterampilan yang diperlukan oleh siswa untuk bekerja di abad ke-21, yaitu keterampilan berpikir kritis, komunikasi, kepemimpinan, kolaborasi, kemampuan beradaptasi, produktifitas dan akuntabilitas, inovasi,  kewarganegaraan global, kemampuan dan jiwa entrepreneurship, serta kemampuan untuk mengakses, menganalisis, dan mensintesis informasi (Barry, 2012).

Sepuluh keterampilan itu sama pentingnya. Namun, keterampilan  kewarganegaraan global merupakan keterampilan yang saat ini harus semakin kita sosialisasikan terhadap generasi muda terlebih lagi mahasiswa. Hal ini dikarenakan pekerjaan di abad 21 bersifat lebih internasional, multikultural dan saling berhubungan. Keterampilan ini memungkinkan individu untuk  berinteraksi secara efektif dengan orang lain, bekerja sama dengan anggota tim dengan latar belakang sosial dan budaya yang beragam, berpikiran terbuka terhadap ide-ide dan nilai-nilai yang berbeda, dan  menggunakan perbedaan sosial dan budaya untuk menghasilkan ide-ide, inovasi dan kualitas kerja yang lebih baik, juga memahami bahasa dan budaya dari negara lain.

Mengapa keterampilan ini perlu untuk lebih disosialisasikan? Karena saat ini implementasi keterampilan tersebut dalam dunia nyata belum terlaksana dengan baik. Masih banyaknya sentimen anti ras tertentu, sebagai contohnya ialah rasisme terhadap orang Asia di Amerika. Wabah Covid-19 merupakan salah satu pendorong adanya rasisme ini. Fakta bahwa pandemi ini berawal dari virus yang berasal dari Wuhan, China membuat rasisme ini masih berlanjut di sana. Adanya internet mengakibatkan berita ini dapat tersebar luas dengan cepat ke seluruh negara. Hal tersebut dapat menyebabkan semakin banyaknya ujaran kebencian terhadap ras China itu sendiri. Terlebih lagi di Indonesia, negara yang sejak lama berjuang melawan sentimen anti-China karena faktor sejarahnya.

Hal inilah yang mengakibatkan sangat penting bagi mahasiswa memiliki keterampilan kewarganegaraan global. Salah satu implementasi yang dapat dilakukan adalah dengan mengasah kompetensi global.

Individu yang memiliki kompetensi global akan mampu mengambil tindakan melalui banyak cara  dan cenderung menganggap diri mereka sebagai warga dunia, bukan dari warga bangsa tertentu.  Mereka mampu menggunakan keterampilan berpikir kritis untuk mensurvei dan memikirkan masalah
yang perlu diprioritaskan, mengidentifikasi solusi yang dapat dilakukan, menilai solusi yang dipilih  dan rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan bukti, dan mempertimbangkan dampak  potensial dan konsekuensi yang mungkin muncul dari tindakan yang akan dilakukan. Individu yang memiliki kompetensi global tidak beranggapan bahwa mereka mampu menangani  tantangan yang kompleks sendirian, namun mampu merefleksi seberapa besar kapasitas mereka untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dan mencari kesempatan berkolaborasi untuk bergabung dengan orang lain yang akan melengkapi kekuatannya. Tidak terkecuali dengan orang yang berbeda latar belakang sosial dan budayanya. Dengan mengasah keterampilan tersebut, isu seperti rasisme dan dampak negatif entosentrisme dapat diatasi. 

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa solusi untuk melawan adanya rasisme di abad-21 ialah dengan mengasah keterampilan kewarganegaraan global dan implementasikan dengan kompetensi global. Kompetensi global sendiri merupakan kemampuan multidimensional. Individu-individu yang berkompeten secara global dapat meneliti isu lokal, global, dan antar budaya, memahami dan mengapresiasi perspektif dan pandangan dunia yang berbeda, berinteraksi secara sukses dan penuh hormat dengan orang lain, dan mengambil tanggung jawab terhadap keberlanjutan dan kesejahteraan bersama.

DAFTAR PUSTAKA

Ramos, G and Schleicher, A. (2018). Preparing Our Youth For An Inclusive and Sustainable World : The OECD PISA Global Competence Framework. https://www.oecd.org/education/Global-competency-for-an-inclusive-world.pdf   [16 Agustus 2021]

Zubaidah, S. (2016) Keterampilan Abad Ke-21 : Keterampilan yang Diajarkan Melalui Pembelajaran. https://www.researchgate.net/profile/Siti-Zubaidah-7/publication/318013627_KETERAMPILAN_ABAD_KE-21_KETERAMPILAN_YANG_DIAJARKAN_MELALUI_PEMBELAJARAN/links/5954c8450f7e9b2da1b3a42b/KETERAMPILAN-ABAD-KE-21-KETERAMPILAN-YANG-DIAJARKAN-MELALUI-PEMBELAJARAN.pdf  [16 Agustus 2021].

Nugrawati, F.S. (2018) Analisis Tingkat Kompetensi Global pada Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas  Sanata Dharma Yogyakarta. https://repository.usd.ac.id/33009/2/141324004_full.pdf [16 Agustus 2021]  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun