Jember (26/08) Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi penjualan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Bahkan, banyak UMKM yang terpaksa harus berhenti produksi karena penjualan menurun drastis dan harga bahan baku melonjak tinggi. Menurut data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), sebanyak 15.974 unit (26,32%) dari 60.702 Unit Usaha Menengah turun kelas ke level Mikro.
Terlebih lagi, adanya pembatasan sosial membuat proses produksi dan pasokan terhambat. Dan pemanfaatan teknologi digital di kalangan UMKM sebagai strategi yang efisien untuk kegiatan pemasaran di masa pandemi ini juga masih rendah.Â
Asila Dwi Kartikasari, mahasiswi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Jember sebagai salah satu peserta KKN Back To Village 3 UNEJ melakukan pendampingan kepada UMKM Kripik Talas di Desa Ambulu, Kabupaten Jember. Di bawah bimbingan Dosen Pendamping Lapang Dr. Rokhani, S.P., M.Si, dirinya memilih tema "Program Pemberdayaan Wirausaha Terdampak Covid-19" dan menyusun program kerja KKN dengan melakukan pelatihan pemasaran digital melalui fitur marketplace di Facebook dan e-commerce Tokopedia.
Selain itu, inovasi produk melalui peningkatan product image juga dilakukan melalui branding product dan upgrade packaging. Karena UMKM Kripik Talas ini belum memiliki merek maupun logo produk dan masih menggunakan packaging sederhana. Padahal, apabila UMKM Kripik Talas ini menerapkan strategi pemasaran digital dan melakukan peningkatan product image di masa pandemi Covid-19, hal itu dapat meningkatkan penjualan, kata Asila (26/8).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H