Mohon tunggu...
Agil Wahyu Utami
Agil Wahyu Utami Mohon Tunggu... -

My Simple LOVE

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wonogiri

30 Oktober 2011   12:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:17 1608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pusat jajanan khas Wonogiri ada di dekat kantor Kecamatan Selogiri, kurang lebih 5 km dari pusat Kota Wonogiri ke arah Kota Surakarta. Di pusat Kota Wonogiri, terdapat beberapa toko yang menyediakan makanan khas, salah satu di antaranya adalah Toko Sari Roso. Selain itu, oleh-oleh khas Wonogiri juga bisa diperoleh di kios-kios yang banyak terdapat di pasar Wonogiri, salah satu yang cukup banyak dikunjungi pembeli adalah kios Bu Darmo.

D.MITOS

Sejarah Watu Kosek

Watu (batu) Kosek berarti batu tempat mengasah pusaka ataupun mata batin RM Said. Untuk melihat wujud Watu Kosek masyarakat masih bisa, karena dijadikan monumen oleh masyarakat setempat. Untuk ke lokasi, warga harus menempuh jarak sekitar 8 km arat barat laut atau sekitar 100 meter dari lokasi Sendang Sinangka. Konon, ujar Mulyanto yang kini sebagai pegawai di Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (DKPPO) Wonogiri, di saat Pangeran Sambernyawa dikejar oleh tentara Belanda, karena berani memberontak, bersama pasukannya yang berjumlah 40 orang atau dikenal dengan sebutan Pasukan Kawan Dasa Jaya, berdiam di tempat tersebut.

Tempat itu oleh Pangeran Sambernyawa dinilai dari mata batin mempunyai aura tinggi. “Saat berhenti bersama pasukannya itu, Pangeran Sambernyawa melihat buah nangka. Karena lapar, buah itu akan dimakan bersama pasukannya. Tapi, keanehan terjadi. Saat akan dibelah dengan senjata apapun buah nangka itu tidak bisa. Akhirnya, Pangeran Sambernyawa dengan mata batinnya, menemukan batu yang bisa dipakai untuk mempertajam senjata.”

Akhirnya, senjata tersebut diasah di batu tersebut, sehingga semua senjata yang dibawa pasukannya berubah tajam. “Buah nangka yang tadinya susah dibelah, akhirnya mudah dibelah dengan senjata yang telah diasah atau di-kosek di batu tersebut. Atas kejadian itu, Pangeran Sambernyawa memberikan nama batu yang ada di sekitar sendang untuk mengasah senjata dengan nama Watu Kosek (batu tempat mengasah).”

Lebih lanjut Mulyanto menceritakan di tempat tersebut RM Said dan pasukannya berdiam diri agak lama, karena mendapatkan ketenangan hidup. Tempat tersebut, saat ini menjadi tempat berziarah di Wonogiri. bahkan, ujarnya, Waru Kosek juga dipercaya oleh masyarakat untuk mempertajam batin, sehingga bertambah tajam daya pikirannya.

E.TARIAN

Tari Kethek Ogleng merupakan salah satu bentuk tari rakyat yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten Wonogiri. Tarian ini telah mendapat tempat khusus di hati masyarakat dan mampu berkembang dengan baik. Bahkan menjadi salah satu pilihan mata pelajaran kesenian muatan lokal mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas.

Hal itu terungkap dalam Workshop Revitalisasi dan Pencitraan Tari Kethek Ogleng Sebagai Seni Tradisional Kabupten Wonogiri yang diselenggarakan oleh Sanggar Sekar Budaya Nusantara di bawah pimpinan Ibu Nani Soedarsono, Jumat (17/6/2011).

Tari Kethek Ogleng menjadi suguhan yang menarik dalam berbagai kegiatan, baik acara formal mupun non formal. “Tim kesenian Kethek Ogleng Kabupaten Wonogiri pernah mendapatkan kehormatan tampil di berbagai event budaya nasional, termasuk di Istana Presiden, Jakarta,” kata Bupati Wonogiri Danar Rahmanto dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Dinas Kebudyaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Wonogiri Bambang Haryadi.

“Karena begitu mengakarnya tarian Kethek Ogleng di Kabupaten Wonogiri, tidaklah salah jika muncul keinginan menjadikan tarian ini sebagai ikon budaya Kabupaten Wonogiri,” lanjutnya.

Harapan besar Bupati Wonogiri agar para seniman dan seniwati serta para pemerhati seni budaya mampu menggali dan merumuskan agar tari Kethek Ogleng muncul menjadi entitas seni tradisional di Kabupaten Wonogiri. “Pemkab Wonogiri akan mendukung rumusan yang dihasilkan, utamanya untuk terus nejaga kelestarian seni unggulan daerah,” tegasnya.

Sementara itu, Prapto Yuwono mewakili Sanggar Seni Budaya Nusantara mengatakan bahwa tujuan diadakannya Workhsop tersebut adalah ingin mengembangkan sesuatu lebih dari yang sudah ada. Dan tarian Kethek Ogleng ini sudah menjadi pilihan sendiri bagi masyarkat Wonogiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun