Mohon tunggu...
Asih Rangkat
Asih Rangkat Mohon Tunggu... lainnya -

Mewujudkan lamunan dalam tulisan...\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kemanapun Kau Pergi, Akan Aku Kejar!

15 November 2011   09:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:38 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sejak pilkades digulirkan dan termasuk dalam kandidat terkuat untuk menduduki jabatan kades, mas Hans mulai diliputi rasa cemas. Cemas akan nasib pentungan yang selama iniselalu bersamanya, cemas akan nasib pos ronda, cemas akan nasib Dorma sepeninggalnya dan terutama cemas akan nasib cemilan dan makanan yang selalu ada menemani malam-malam mereka di pos ronda.

Berhari-hari mas Hans berpikir. Pikirannya jadi bercabang kemana-mana. Selain harus mempersiapkan diri untuk kampanye kades, mas Hans juga harus memikirkan calon penggantinya. Belum lagi setiap hari harus mendengar kampanye dari gadis-gadis dan wanita-wanita Rangkat yang berebut untuk menjadi ibu kades. Makin membuat pusing kepala mas Hans.

“ Aku harus tenang. Masalah harus di clearkan satu persatu.” Ucap mas Hans mencoba menenangkan pikirannya yang mulai galau.

“ Belum jadi kades sudah puyeng begini, bagaimana nanti kalau udah jadi kades.” Keluhnya sambil memeluk guling.

Mas Hans mulai memikirkan calon penggantinya di pos ronda untuk menemani Dorma. Terpikir untuk membuka pendaftaran penerimaan hansip. Tapi siapa warga Rangkat yang berminat menjadi hansip? Sejak dulu bahkan telah digalakkan pemberdayaan hansip wanita namun yang bertahan hanya Dorma seorang. Itu juga tidak lepas dari peran mas Hans yang tahu bagaimana cara membuat Dorma betah di pos ronda. Mas Hans rela menyediakan cemilan dan makanan agar Dorma tidak menolak jabatan hansip. Ternyata ide itu membuat Dorma akhirnya mengikuti pendaftaran dan terpilih menemani mas Hans hingga sekarang.

“Jadi kira-kira siapa ya, yang bisa menggantikan aku jadi hansip?” gumam mas Hans bingung.

Tiba-tiba mas Hans memukul gulingnya.

“ Aduh! Kenapa aku jadi lola begini? Kan ada si Rey, tuh anak harus segera di paksa kembali ke habitatnya menjadi hansip. Dia harus tunduk pada perintah atasan. Cukup sudah selama ini aku memberikan kebebasan dan cuti yang lumayan panjang. Dia harus menggantikan aku dan menemani Dorma di pos ronda.”

Mas Hans akhirnya tidur dengan nyenyak. Walau episode cerita masih berlanjut karenamas Hans mimpi di kejar-kejar wanita-wanita Rangkat yang ingin mendampinginya menjadi ibu kades. Susah payah mas Hans melepaskan diri meski tidak sepenuhnya berhasil karena ternyata ada seorang wanita yangduduk di boncengan motornya. Wajahnya samar namun suaranya terdengar jelas. Mas Hans terbangun karena kaget. Dia mencoba mengingat siapa wanita yang telah hadir dan menjadi ibu kades dalam mimpinya.

Sementara itu gosip panas tentang pengganti mas Hans sebagai hansip rupanya telah sampai ditelinga Rey. Dia sudah harap-harap cemas, berdoa siang dan malam semoga mas Hans lupa akan keberadaanya. Semoga mas hans lupa kalau dia pernah menjadi hansip di Rangkat. Pokoknya semoga mas Hans terkena amnesia.

Sayang sekali doa Rey tidak terkabul. Ketukan di pintu dan suara nyaring yang memanggil namanya membuatnya melompat dari kursi saking kagetnya.

“ Rey, aku tahu kamu didalam! Ayo buka pintunya. Aku bawa kabar baik untuk kamu.” Teriak mas Hans dari luar sambil menggedor-gedor pintu dengan pentungan yang sebentar lagi akan diserahterimakan.

Rey berdiri terpaku dibalik gorden pintu. Rasa cemas kini berubah menjadi rasa takut. Dengan mengendap-endap dia menuju pintu ruang tamu. Mengintip lewat gorden jendela. Namun naas baginya karena di waktu yang sama, mas Hans juga tengah mengintip ke dalam rumahnya. Mas Hans tersenyum saat matanya bertemu pandang dengan Rey.

“ Aha, Rey. Ayo buka pintunya. Seharusnya kamu senang aku datang berkunjung. Aku juga rindu sama kamu...” bujuk mas Hans membuat batin Rey luluh.

Pintu akhirnya terbuka dan nampak Rey dengan baju kaos dan sarung kotak-kotak. Mas Hans memandangnya dari ujung kaki ke ujung rambut dengan penuh iba.

“Sudah sepantasnya kamu kembali jadi hansip. Penampilanmu sekarang ini sungguh memilukan.” Ucapnya membuat Rey susah untuk bernafas.

“ Ja..ja..di hansip, mas Hans?”tanya Rey seolah ingin menyakinkan dirinya. Mas Hans mengangguk cepat.

“ Semalam aku berpikir, siapa kira-kira yang nanti bisa menggantikan aku jadi hansip. Aku lupa kalau kamu masih memegang kartu anggota hansip Rangkat. Hanya karena alasan yang tidak jelas, kamu memilih untuk cuti sementara waktu. Karena aku sudah terpilih menjadi kades yang baru, sekarang aku ingin kamu kembali menjadi hansip. Menempati posisi yang dulu kamu tinggalkan.”

“ Ta..ta..pi.”

“ Tidak ada alasan tapi tapi an lagi. Aku sudah memberikan waktu yang sangat panjang untuk kamu mengurus kegiatanmu yang tidak jelas itu. Sekarang Desa Rangkat membutuhkan kehadiran seorang hansip. Sementara untuk membuka pendaftaran, aku yakin lebih sulit dibanding harus membujuk kamu. Sekarang juga kita menghadap ke bos, Pak Thamrin Dahlan. Kamu harus kembali ke kesatuan.”

Rey makin panik. Tanpa berpikir panjang lagi dia langsung berlari keluar rumah. Mas Hans yang tidak menyangka tindakan nekad Rey hanya terpana sebelum akhirnya ikut keluar dan mengejar Rey yang lari pontang panting.

“ Rey!!!! Kembali kau! Mau kemana? Kemanapun kau pergi, akan aku kejar! Pokoknya kamu harus kembali jadi hansip!!!” teriak mas Hans.****

___________________________________________________

DESA RANGKAT menawarkan kesederhanaan cinta untuk anda, datang, bergabung dan berinteraksilah bersama kami (Klik logo kami)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun