Mohon tunggu...
Asih Rangkat
Asih Rangkat Mohon Tunggu... lainnya -

Mewujudkan lamunan dalam tulisan...\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jingga Dan Gaun Pengantin [ECR]

19 November 2011   07:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:28 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ruang tamu Pak Yayok dan Mommy tiba-tiba berubah senyap saat Pak RT Ibay mengucapkan kata-kata yang membuat ke dua orang tua Jingga terpaku. Pak Yayok seolah tak percaya dengan pendengarannya. Dia menatap lekat-lekat sosok Pak RT yang tertunduk. Mommy yang semula duduk di samping Pak Yayok, bergegas menuju kamar Jingga. Wajah Mommy sangat pucat. Tangannya gemetar sedangkan bibirnya bergetar karena kaget.

Saat membuka pintu kamar Jingga, nampak Jingga tengah duduk di atas pembaringan. Mommy tak kuasa lagi. Dia terjatuh, bersimpuh didepan putrinya. Memegang tangan Jingga dengan air mata berlinang.Syukurlah Mommy tidak pingsan.

“ Anakku, Jingga. Mommy tidak pernah melarang Jingga jatuh cinta dengan siapa saja. Meski Jingga membawa mas Reporter kemari, mommy akan terima. Tapi mengapa justru Pak RT yang datang melamar Jingga?” Jingga tak kuasa memandang Mommy yang terkulai lemah. Dia menarik tangan Mommy hingga akhirnya mereka duduk berdekatan di pembaringan.

“ Maafkan Jingga, Mom. Selama ini Jingga berusaha memberikan yang terbaik untuk Papi dan Mommy. Mencari calon menantu yang sesuai menurut kehendak Papi. Tapi Jingga gak bisa kemana-mana lagi. Sejak bertemu dan akrab dengan Pak RT, Jingga merasa cocok dan Jingga yakin, dia adalah lelaki yang pantas mendampingi Jingga.”

“ Tapi Bunda RT gimana? Apa Bunda akan menerima suaminya nikah lagi? Apa Jingga sadar bakal jadi istri yang ke dua?” Jingga mengangguk dengan mata berkaca-kaca.

“ Jingga udah gak bisa pisah dengan mas Ibay, mom. Dia belahan jiwa Jingga saat ini. Mas Ibay merasa kesepian sejak di tinggal Bunda yang pergi dan belum ada kabar hingga sekarang. Jingga harap papi dan mommy merestui kami.”

Jingga menagis. Mommy mengusap-usap rambut putri sulungnya itu dengan penuh kasih.

“ Jingga benar-benar mencintai mas Ibay?” tanya Mommy setelah merasa tenang. Jingga mengangguk pelan sambil mengusap air matanya dengan tissu.

Mommy menghela nafas berat. Ada rasa tidak rela dalam batinnya melihat putrinya yang cantik bakal menikah dengan Pak RT dan menjadi wanita ke dua, tapi di sisi lain ada kasih sayang seorang ibu yang juga tak ingin melihat putrinya terluka. Sekian lama dalam kesendirian, baru kali ini Jingga begitu mantap menentukan pilihan. Mommy tidak tega jika harus melukai perasaan putrinya itu.

Sementara di ruang tamu,Pak RT dan Pak Yayok saling berdiskusi sebagai lelaki. Pak Yayok yang terkenal akan sikapnya yang bijaksana, tak marah atau menolak pinangan Pak RT. Mereka berbicara dari hati ke hati.

“ Sebagai orang tua Jingga, saya tentu menginginkan Jingga mendapat lelaki yang pantas. Pantas bukan dalam hal materi atau penampilan, tapi dari segi kedudukannya di masyarakat. Saat ini status mas Ibay adalah suami bunda Selsa, meski bunda sudah menghilang berbulan-bulan lamanya dan tidak juga kunjung mengirim kabar, namun dia masih istri sah dari Pak RT. Tapi sebagai lelaki saya saya jugamaklum akan perasaan mas Ibay. Ditingalkan istri tentu membuat mas Ibay kesepian dan membutuhkan kasih sayang serta perhatian seorang wanita. Saya hanya tidak menyangka jika wanita yang bisa memberi kasih sayang itu adalah putri saya sendiri. Sungguh saya belum percaya kalau saat ini mas Ibay benar-benar sedang melamar Jingga untuk dijadikan istri.”

“ Saya datang kemari dengan niat yang tulus bukan untuk mempermainkan Jingga, pak. Saya ingin menjalani kehidupan rumah tangga bersama Jingga. Saya yakin saat ini wanita yang tepat untuk menjadi pendamping saya adalah Jingga, putri bapak. Walau kami sudah mengenal sejak lama, namun baru beberapa bulan ini kami dekat dan saling tertarik satu sama lain. Awalnya saya ragu dan sempat memutuskan untuk berpisah dan tidak saling bertemu. Namun ternyata perasaan kami tidak bisa berbohong. Kami saling merindukan dan membutuhkan. Tolong ijinkan kami untuk menikah, Pak. Kami berdua sudah sama-sama dewasa dan bisa menata hidup kami.”

Pak RT memohon dengan wajah memelas. Nampak sekali kesungguhan dalam kata-kata dan wajahnya. Pak Yayok terdiam. Berpikir keras sebagai orang tua dan seorang lelaki. Berulangkali Pak Yayok menghela nafas.

“ KapanPak RT akan menikahi putri saya?” akhirnya Pak Yayok mengucapkan kata-kata yang membuat Pak RT tersentak kaget. Dia tercengang tak menyangka Pak Yayok akan mengucapkan kata-kata demikian.

“ Ka..Ka..lo bisa secepatnya, Pak. Kami berdua sudah siap lahir batin.”

“ Baiklah. Tunggu sebentar, ya.” Ucap Pak Yayok lalu melangkah ke kamar Jingga.

Pak Yayok kemudian ikut duduk di samping putrinya. Mommy dan Jingga nampak cemas menanti keputusan dari Pak Yayok. Sebelum berbicara Pak Yayok menggenggam jemari putrinya dengan lembut.

“ Jingga, Papi bahagia akhirnya Jingga memutuskan untuk menikah. Siapapun itu, asal pilihan Jingga, Papi akan mendukung selama Jingga yakin dan benar-benar siap untuk menjalani kehidupan rumah tangga. Adikmu si Uleng sudah menikah, wajar jika kamu merasa kesepian dan mulai memikirkan untuk membina rumah tangga. Walau menurut papi status mas Ibay masih jadi ganjalan.Namun jika kaliantidak menganggap itu sebagai masalah, papi sebagai orang tua hanya bisa memberikan dukungan. Satu yang harus Jingga ingat, jangan pernah ragu untuk kembali kerumah jika terjadi sesuatu atau masalah dalam rumah tangga Jingga. Rumah ini adalah rumah Jingga, sampai kapanpun akan seperti itu. Papi dan Mommy hanya bisa mendoakan semoga kalian berdua bisa berbahagia.” Ucap Pak Yayok dengan penuh haru.

Jingga yang mendengar ucapan Pak Yayok tak kuasa menahan air mata. Dia menangis lalu memeluk papi yang sangat dia sayangi.

“ Makasih, Papi. Jingga berjanji akan jadi istri yang baik dan selalu menjaga nama baik papi dan mommy.”

Mommy tak kuasa menahan air matanya. Dengan penuh kelembutan dan kasih seorang ibu dia memeluk lalu mencium kening putrinya.

“ Selamat ya, sayang. Sekarang kita ke ruang tamu. Kasihan mas Ibay duduk sendirian.”

**

Berita pernikahan Jingga dalam tempo singkat menjadi headline di kompasiana eh Desa Rangkat. Warga tidak mendugajika pasangan ini akan melangsungkan pernikahan. Hanya sedikit yang sudah bisa menebak kemana arah hubungan mereka akan berlanjut. Walau begitu semua warga memberi ucapan selamat dan doa agar pernikahan pak RT dan Jingga langgeng.

Hingga tiba hari ini. Hari indah dan membahagiakan dalam kehidupan Jingga. Tamu undangan telah datang untuk menghadiri akad nikah mereka. Warga sejak pagi telah berkumpul di halaman. Mereka ingin menyaksikan pernikahan yang fenomenal tahun ini.

Keluarga besar telah berkumpul sejak dikabarkan Jingga akan segera menikah. Nampak Mommy, Pak Yayok, Uleng bersama suami, Andee, Ari Jaka, mbak Deasy dan mas lala hadir di ruang tengah. Mereka nampak bangga saat melihat Jingga keluar dengan penampilan yang mempesona. Dengan berbalut kebaya warna Jingga, Jingga nampak elegan dan cantik.

Mas Ibay yang duduk di depan penghulu tersenyum menyambut Jingga yang duduk di sebelahnya. Oma Oni kemudian mendekati mereka untuk menutup kepala calon pengantin dengan selendang berwarna senada. Mereka berdua lalu menyimak dengan serius setiap ucapan dari penghulu sebelum akad nikah berlangsung.

Akhirnya perjalanan menuju mahligai rumah tangga tercapai sudah. Jingga dan mas Ibay kini resmi menyandang status suami istri. Setelah mengucapkan Ijab Qabul dengan suara tegas dan lantang, para undanganpun berseru sah. Mata Jingga berkaca-kaca. Kini dia resmi menyandang gelar nyonya Ibay atau ibu RT. Maafkan Jingga mom, kondemu hanya bisa mencapai level RT, batin Jingga pedih.***

( Mohon maaf jika ada pihak-pihak yang merasa dirugikan karena ini memang sudah direncanakan. Kesamaan namatokoh dalam cerita adalah memang disengaja)

___________________________________________________________________________

DESA RANGKAT  menawarkan kesederhanaan cinta untuk anda,  datang, bergabung  dan berinteraksilah bersama kami (Klik logo kami)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun