Mohon tunggu...
Asih Rangkat
Asih Rangkat Mohon Tunggu... lainnya -

Mewujudkan lamunan dalam tulisan...\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berkas Pernikahan Mas Reporter [ECR]

22 November 2011   05:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:21 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kamar kontrakan mas Reporter sudah seperti kapal pecah. Seprei, kasur dan bantal pindah ke lantai. Lemari terbuka dan isinya berantakan. Kertas dan map bercampur aduk di lantai. Mas Reporter akhirnya tak sanggup lagi. Dia kelelahan bercampur stress karena benda yang dia cari belum juga ditemukan.

“ Aku taruh dimana, ya? Apa masih di kantor desa atau udah aku ambil? gawat kalo sampai hilang. Aku gak mungkin minta tanda tangan Kembang lagi. Ntar dia curiga tanda tangan itu untuk apa.” Ucap mas Reporter sambil mengusap keringat di keningnya.

“ Permisi! Mas Rizal?Assalamu Alaikum.” Terdengar suara perempuan dari luar. Mas Reporter beranjak berdiri lalu keluar menuju teras. Wajahnya seketika berubah pucat pasi saat melihat wanita yang sedang berdiri didepannya. Kembang menatap dengan wajah kesal nyaris menangis.

“ Mas Rizal kok nggak ngomong kalo tanda tangan Kembang untuk kelengkapan berkas pernikahan kita? Nih berkas dari kantor desa. Tadi mas Kades memberikan ini ke Kembang.” Kembang menyerahkan map warna kuning kemudian beranjak pergi dengan air mata berlinang. Dia berlari meninggalkan rumah mas Reporter.

“ Kembang!!! Jangan pergi dulu!! Teriak mas Reporter sambil ikut berlari mengejar Kembang.

Sementara di kantor desa, mas Kades Hans nampak murung. Bunga gladiol yang berderet didepannya bukan lagi pemandangan yang indah. Sejak tadi dia hanya menarik nafas sambil memainkan pulpen ditangannya.

Asih dan Acik yang bergantian mengintip makin bingung.

“ Apa ada peristiwa yang luput dari perhatian kita,Ciek?” tanya Asih. Acik berpikir beberapa saat.

“Sepertinya tidak ada tuh,mbak. Cuma tadi mas kades keluar membawa map kuning. Nggak tahu map itu untuk apa. Pulangnya, wajah mas kades udah seperti itu.”

“ Kamu nggak tahu berkas apa yang di map kuning itu?”

“Belum sempat sih, mbak. Aku baru mau memeriksa trus keburu di ambil mas kades untuk ditandatangani.”

“ Kira-kira kenapa ya, mas kades jadi berubah murung?”

Mereka berdua belum menemukan sebab dari perubahan sikap mas Kades.**

ECR4

___________________________________________________________________________

DESA RANGKAT  menawarkan kesederhanaan cinta untuk anda,  datang, bergabung  dan berinteraksilah bersama kami (Klik logo kami)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun