Asih Rangkat
No. Peserta 17
Aku bukan perempuan sempurna yang ditakdirkan untukmu
Bersamaku, keluhku dan keluhmu bagai nyanyian tanpa akhir
Kata berbagi terasa menakutkan di antara perih kehidupan
Kata cinta yang dulu kita ikrarkan kini seperti dongeng antah berantah
Sumpah serapah bagai ejaan yang harus kita sempurnakan
Kedamaian tercipta saat kita berdua tak lagi mampu berbicara
Bahagia kita hanyalah saat kita tak bersua, saling melupakan
Dirimu enggan mengakuiku, demikian pula denganku
Tak ada kata sepakat meski seharusnya kita saling mendekap
Benarkah kita yang dulu saling jatuh cinta dan setia dalam janji?
Berjuta tanya terpendam ketika hati lelah dan menyepi sendiri
Tanpa ikatan hati mengapa di antara kita tak jua beranjak pergi?
Melepaskan diri agar tak saling menyakiti dan menambah luka kian perih
Bertahun pertanyaan yang sama tak mampu jelaskan duka
Penyesalan seperti candu yang tak jua memberi jera
Jiwa dan raga kita tak lagi seirama
Hatiku hampa
Penghambaan hidup yang terpaksa berakhir sia-sia
Belahan jiwaku (dulu ) telah tiada,
Hanya pusara pertanda cinta kita telah lama mati.
===============
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H