Mohon tunggu...
asih subekti
asih subekti Mohon Tunggu... Guru - Lifelong Learner

Menulis untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan hal-hal menarik lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Eksplorasi Fisika untuk Menggali Potensi Diri

28 Oktober 2023   19:34 Diperbarui: 28 Oktober 2023   19:39 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di dalam kelas, Fisika menjadi "momok" karena penuh dengan rumus-rumus yang kompleks dan eksperimen-eksperimen yang membingungkan. Namun, sebenarnya, Fisika adalah jendela menuju rahasia alam semesta. Memahami Fisika tidak hanya secara teoritis, namun harus memiliki tekad untuk mengeksplorasi keterkaitan fisika dengan dunia nyata. 

Sebagai seorang guru fisika, memiliki tantangan tersendiri dalam merencanakan pembelajaran fisika yang menarik, namun tetap dapat menggali potensi diri peserta didik. Dalam membuat perencanaan pembelajaran, guru dapat menggabungkan elemen-elemen fisika dengan kreativitas dalam mencari alternatif dan solusi yang inovatif. Misalnya, guru dapat merencanakan suatu program kegiatan yang terintegrasi dengan Fisika, "Physics Explorers: Menggali Potensi Diri". Tujuan kegiatan tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan siswa melalui penerapan fisika dalam kehidupan sehari-hari. Program tersebut dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam tentang konsep fisika dan mengajarkan siswa bagaimana menerapkannya dalam konteks kehidupan mereka. Selain itu, program tersebut diharapkan dapat meningkatkan minat siswa terhadap fisika melalui pembelajaran yang menyenangkan dan relevan. Melalui pendekatan yang interaktif dan praktis, siswa akan mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang Fisika dan menyadari bagaimana konsep-konsep ini relevan dengan kehidupan mereka. Berikut beberapa contoh kegiatan yang dapat dilibatkan dalam program ini:

  • Pengajaran Fisika Terintegrasi: Guru menyusun materi pembelajaran yang mengintegrasikan konsep fisika dengan situasi nyata dan pengalaman siswa sehari-hari. Misalnya, materi tentang gerak dapat diterapkan dalam konteks olahraga atau perjalanan sehari-hari, atau konsep energi dapat dijelaskan melalui studi kasus efisiensi energi di rumah atau transportasi.
  • Percobaan dan Demonstrasi: Siswa dilibatkan secara langsung dalam percobaan fisika yang praktis untuk mengamati dan menguji konsep-konsep fisika secara langsung. Ini akan membantu mereka memahami konsep dengan cara yang lebih visual dan nyata, serta mendorong minat mereka dalam eksplorasi ilmiah.
  • Kolaborasi dan Proyek Kelompok: Siswa diberi kesempatan untuk bekerja dalam kelompok atau tim untuk memecahkan masalah fisika yang kompleks atau mengembangkan proyek berbasis fisika. Ini akan mengembangkan keterampilan kerja tim, kemampuan komunikasi, dan kreativitas siswa.
  • Kunjungan Lapangan: Program ini dapat disertakan kegiatan kunjungan lapangan ke institusi atau tempat yang terkait dengan fisika, seperti laboratorium riset atau pusat sains. Hal ini memberikan siswa pengalaman langsung dengan fisika di dunia nyata dan memperluas pemahaman mereka tentang aplikasi fisika di luar lingkungan kelas.
  • Pemantauan Kesejahteraan Siswa: Selain pembelajaran fisika, program ini dapat memperhatikan aspek kesejahteraan siswa secara keseluruhan. Siswa diajak untuk berbagi pengalaman, refleksi, atau tantangan yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Ini akan membantu menciptakan lingkungan yang inklusif, di mana perhatian diberikan pada kebutuhan emosional dan sosial siswa.
  • Evaluasi dan Umpan Balik: Dilakukan evaluasi berkala untuk memantau kemajuan siswa, mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, dan memperoleh umpan balik dari siswa dan orang tua. Ini akan membantu memastikan bahwa program terus berkembang dan memberikan manfaat yang optimal bagi siswa.

Selama pelaksanaan program, Guru bersama pihak terkait dapat melakukan hal-hal berikut untuk mendukung perkembangan kompetensi sosial emosional (PSE) peserta didik: (1) menciptakan lingkungan belajar yang aman, mendukung, dan inklusif bagi semua siswa, sehingga dapat mendorong kolaborasi, menghargai keberagaman, dan memfasilitasi diskusi terbuka tentang perasaan, pengalaman, dan tantangan siswa, (2) mengajarkan siswa keterampilan interpersonal dalam kerja kelompok untuk berkomunikasi yang efektif, mengatasi konflik, dan menghargai pendapat dan perspektif yang berbeda, (3) melibatkan siswa dalam aktivitas yang mendorong mereka untuk mengembangkan keterampilan kritis, mengelola risiko, dan membuat keputusan yang baik berdasarkan pertimbangan yang matang,  dan (4) memberikan siswa kesempatan untuk mengambil tanggung jawab dalam pembelajaran fisika. Dengan memberikan tanggung jawab kepada siswa, guru membantu mereka mengembangkan kemandirian, rasa percaya diri, dan tanggung jawab terhadap tugas dan tujuan mereka.

Selama pelaksanaan program, untuk mengetahui keberhasilan program dan memahami kompetensi sosial-emosional guru dan peserta didik, dengan bantuan pihak-pihak terkait dapat dilakukan observasi selama interaksi pelaksanaan program dengan memerhatikan beberapa indikator berikut:

  • Kesadaran diri, dimana terlihat guru dan siswa mampu mengenali dan memahami emosi, kekuatan, dan kelemahan pribadi mereka sendiri, dan mampu mengenali serta memahami keterbatasan mereka dalam memahami dan merespons emosi.
  • Empati, dimana terlihat guru dan siswa menunjukkan perhatian dan kepedulian terhadap perasaan dan kesejahteraan bersama.
  • Keterampilan sosial, terlihat bahwa guru dan siswa mampu mengelola interaksi sosial dengan baik, termasuk dalam situasi yang kompleks atau menantang, dan mampu berkolaborasi untuk mendorong keberagaman pendapat, dan mengatasi konflik dengan cara yang sehat.
  • Penyelesaian masalah, terlihat bahwa guru dan siswa terlibat dalam mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang dapat mereka aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Pemahaman diri peserta didik, terlihat bahwa guru mampu membantu peserta didik dalam memahami dan mengartikulasikan emosi, kekuatan, kelemahan, dan minat pribadi mereka, mampu memfasilitasi refleksi dan pengamatan diri peserta didik terhadap kesejahteraan mereka sendiri, dan mampu membangun hubungan yang terpercaya dan mendukung, sehingga peserta didik merasa nyaman untuk berbagi dan memperoleh pemahaman diri yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun