Pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam membangun sebuah generasi. Kwalitas sebuah generasi sangat tergantung dari bagaimana kwalitas pendidikan.
Seringkali kita mendengar bahwa pendidikan adalah tanggung jawab sekolah. Kalau anak belum bisa baca, tak sedikit orang tua yang menyalahkan guru dan sekolahnya. Benarkah pendidikan adalah tanggung jawab guru ?
Saat seseorang menjadi orang tua, sejatinya ia telah diberikan kepercayaan oleh Allah untuk mendidik anak. Kepercayaan itulah yang melahirkan tanggung jawab yang besar yang diberikan kepada orang tua. Anak adalah amanah Allah yang diberikan orang tua. Maka tanggung jawab pendidikan menjadi amanah orang tua.
Lalu dimana tanggung jawab guru ?
Guru adalah orang yang bersedia membantu orang tua untuk mendidik anak. Guru bukan orang bayaran. Karena jika harus membayar guru, terlalu kecil uang yang diberikan dibandingkan dengan tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan oleh orang tua. Guru adalah caretaker yang memberikan bantuan sementara kepada orang tua dalam mendidik anak. Penanggung jawab utamanya tetap orang tua.
Oleh karena itu menjadi orang tua perlu memiliki ilmu pendidikan. Ketika bayi lahir, Allah sudah memberikan bekal 100 sampai 200 milyar sel neuron. Dan untuk menyambungkan sel neuron ini membutuhkan ilmu. Padahal menjadi orang tua tidak ada sekolahnya.
Inilah yang mendasari salah satu sekolah swasta di Kota Tangerang mewajibkan orang tua siswanya sebulan sekali selama dua tahun mengikuti sekolah orang tua. Mereka menyadari bahwa pendidikan disekolah akan berhasil jika orang tua dapat bekerjasama.
Orang tua sekolah ? Belajar apa ?
Mereka belajar mengenai apa tujuan pendidikan, bagaimana peran orang tua, kesehatan dan nutrisi kebutuhan anak, main dan bagaimana bermain, cara membaca anak, memahami tahapan perkembangan dan bagaimana membuat program pendidikan yang tepat bagi anak sehingga selain program sekolah ada juga program rumah.
Dengan adanya program rumah, akan membantu menyamakan pola asuh rumah dengan sekolah sehingga anak bisa berkembang sesuai dengan tahapan usianya dan ketika dewasa anak mampu menemukan passionnya dan berkarya sesuai dengan passionnya.
Bunda Asih
17 Januari 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H