Mohon tunggu...
Asih Prasetyowati
Asih Prasetyowati Mohon Tunggu... Dosen - Belajar sepanjang hayat

Yang penting niat baik dan positif

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi 2020, Selamat Datang 2021

1 Januari 2021   22:45 Diperbarui: 2 Januari 2021   08:45 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

1 Januari 2021……Hari ini berada di awal tahun 2021, tentunya tidak ada salahnya kita menengok kebelakang sejenak. Peristiwa-peristiwa yang bergulir selama satu tahun akan menjadi pelajaran bagi kita, mungkin menjadi awal pondasi terbentuknya pemahaman baru untuk menjalani 2021. InshaAllah jika Allah masih mengijinkan kita untuk masih bisa menghirup udara dengan masker maupun tanpa masker.

Tahun 2020 pasti dalam bayangan kita langsung fokus ke momok yang bernama corona atau covid-19. Peristiwa pandemi yang jauh dari apa yang bisa kita bayangkan sebelumnya karena pandemi sejenis flu ini pernah terjadi pada generasi lampau dan sudah dilupakan masyarakat. Abad 21 seperti sekarang dengan tuntutan target pekerjaan dan gempuran teknologi yang luar biasa membuat orang tidak punya waktu untuk sejenak melihat sejarah masa lalu. Orang sudah terlena dan dimanjakan dengan kemudahan sistem dan teknologi sehingga kurang effort, sehingga jika ada bencana besar, masyarakat yang sudah manja akan berat untuk bertahan.

Kita sebagai orang kecil tentu tidak berdaya, kita sudah berada dalam badai besar mau tidak mau akan ikut terombang ambing adalam arus deras. Kita mengikuti protokol seperti yang dicanangkan pemerintah, itu usaha minimal yang harus dilakukan. Jika tetap terkena penyakit covid, ya bisa dibilang sudah takdir dari Yang Maha Kuasa. Umur manusia adalah hak prerogatif Yang Maha Kuasa.

Lantas apa yang ada di benak kita melihat pandemi ini, apakah ini merupakan peringatan dari Tuhan atau ulah dari konspirasi elit global setelah perang dingin dunia barat dan timur. Sebagai orang awam dan minim pengetahuan seharusnya kita bisa menyerahkan urusan besar ini kepada pemerintah. Tidak ada pemerintah yang mau masyarakatnya menderita. Bencana adalah hukum alam, selalu terjadi di sepanjang waktu. Dalam agama diajarkan bahwa suatu bencana terjadi karena kesalahan sekelompok orang. Kita pasti akan mencari siapa kelompok orang tersebut dan saling menuduh kelompok mana yang salah dan yang benar. Pandemi ini menunjukkan bahwa semua orang tak terkecuali harus introspeksi diri sendiri.

Apakah selama ini kita selalu mengingat Tuhan. Dalam menjalankan ibadah seberapa sering urusan dunia masuk dalam doa-doa kita. Apakah kita sudah membaca semua ayat dalam kitab suci untuk dapat menyanggah pernyataan dari ulama. Apakah dalam menjalankan ibadah kita murni mencari ridhoNya atau hanya karena ingin dianggap mentereng dengan kelompok agamis kita. Apakah dalam bekerja kita hanya mencari kepuasan dan eksistensi diri dibanding mengharap pahala dariNya. Apakah kita selalu menTuhankan orang dengan terlalu memuja, mengharap pertolongan orang dengan segala cara demi kemakmuran diri sendiri. Selalu mengejar target dengan cara-cara instan hanya karena ingin dipuji. Apakah tujuan dari postingan status kita di medos, hanya sekedar pamer?. Tanpa kita sadari kita terpenjara dalam rutinitas dunia dan melupakan Sang Pencipta.

Sejauh mana kita merefleksikan tahun 2020 ada dalam cara pandang kita. Kita bisa menganggap suatu musibah menjadi anugrah dengan persepsi yang berbeda. Covid-19 bisa dianggap anugrah karena kita seperti ditarik dari rutinitas untuk sejenak merenung kualitas diri kita sebagai hamba Allah. Kita seperti diselamatkan dari tipu daya kesenangan dunia untuk sedikit melihat dalam hati kita, sebesar apa kesombongan kita dapat mengalahkan kuasaNya.

Tahun 2021 ini mudah-mudahan dapat kita jalani dengan pandangan baru, hati yang lebih bersih, jauh dari iri dan dengki. Setiap langkah kita selalu menyebut namaNya, memohon ampunan dari setiap dosa, semoga selalu mendapat ridho Allah SWT, aamiiin ya robbal’aalamiin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun