Halo, Genusian! Perkenalkan saya Asih Nurajijah mahasiswa Akuntansi angkatan 2020 di Universitas Nusa Putra. Perjalanan menjadi mahasiswa di Universitas Nusa Putra saya tempuh dengan berbagai momentum baik dan buruk, rintangan yang dihadapi hingga akhirnya sampai di titik ini.
Awalnya ketika selesai Pendidikan pada tingkat menengah saya harus memilih apakah akan melanjutkan Pendidikan ke tingkat perguruan tinggi atau tidak. Namun, Qadarullah ternyata diberikan jalan dan kesempatan serta izin dari orang tua untuk mengenyam Pendidikan perguruan tinggi terutama di Universitas Nusa Putra. Banyak hal yang disyukuri setelah menjadi mahasiswa Universitas Nusa Putra.
Semua hal yang didapatkan tidak terlepas dari pembekalan ilmu kehidupan yang mendalam dari Rektor Universitas Nusa Putra mengenai nilai-nilai luhur atau yang disebut sebagai trilogi Universitas Nusa Putra. Pada awal menjadi mahasiswa baru, saya dibekali nilai-nilai luhur kehidupan yang terkandung dalam Trilogi Nusa Putra yang diantaranya Amor deus (Cinta Kasih Illahi), Amor parentium (Cinta Kasih Orang Tua), dan Amor Concervis (Cinta Kasih Sesama).
Dalam hal ini, Universitas Nusa Putra memanifestasikan nilai-nilai luhur dalam perjalanan merperjuangkan meraih visi misi Universitas Nusa Putra. Pengamalan nilai-nilai luhur atau Trilogi Nusa Putra tersebut saya implementasikan melalui berbagai kegiatan baik di dalam kampus atau dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini sedikit saya berbagi pengalaman dalam implementasi nilai-nilai trilogi Nusa Putra:
- Amor Deus (Cinta Kasih Illahiyah)
Nilai luhur yang terkandung dalam trilogi amor deus atau cinta kasih illahiyah yakni, “Sebagai anugerah cahaya insan Nusa Putra untuk tetap menjalankan syariat agama, beragama merupakan kebutuhan dan cinta kita kepada Tuhan, bukan lagi sebagai kewajiban.”
Sejalan dengan hal tersebut, saya memaknai ketika sedang melakukan aktivitas yang sifatnya bermalam di lokasi kegiatan maka saya beserta panitia memberikan waktu untuk beribadah masing-masing sesuai kepercayaan masing-masing dari kita. Seperti halnya, ketika kegiatan PEHAKA pada hari minggu yang lalu, ketika memasuki waktu beribadah solat para peserta diberikan kesempatan untuk melaksanakan ibadah tersebut. Begitupun dengan peserta yang non-muslim diberikan kesempatan untuk melakukan ibadahnya.
Dengan demikian, cinta kasih illahiyah kegiatan utama yang dilakukan tentu cara kita beribadah kepada tuhan, momentum kita mendekatkan diri kepada Allah, dan komunikasi khusus secara vertical dengan tuhan. Kemudian, impelementasi lain sebagai bentuk cinta kasih illahiyah saya belajar mengupayakan dengan mengikuti kajian-kajian islami dan umum, bergabung dengan organisasi islami, dan turut menjalankan perintah tuhan dan menjauhi larangannya. Sejalan dnegan hal tersebut, saya berusaha memeperbaiki diri dan memperbaiki hubungan sebagai manusia dengan Allah karena sudah menjadi kebutuhan kita untuk selalu melibatkan Allah dalam setiap aktivitas keseharian yang dilakukan.
- Amor Parentium (Cinta Kasih Orang tua)
Nilai luhur yang terkandung dalam trilogi Amor Parentium atau cinta kasih orang tua yakni, “Sebagai kekuatan insan Nusa Putra untuk menjaga ajaran dan nilai-nilai luhur rasul, leluhur, kedua orang tua dan guru-guru kita serta orang orang soleh sebelum kita.”
Sejalan dengan hal tersebut, implementasi saya dari nilai cinta kasih orang tua adalah membantu meringankan pekerjaan orang tua di rumah, mengasihi dan merawat ketika sedang sakit, membantu perekonomian keluarga, dan mempertahankan nilai belajar agar mampu mencapai cita-cita kedua orang tua dengan mampu lulus sarjana tepat waktu.
Kemudian, selain cinta kasih pada orang tua di rumah, terhadap guru pun saya jadikan sebagai orang tua yang turut serta mendorong dan mendukung saya sebagai peserta didik yang harus meraih impian dengan baik. Maka, semangat dan dorongan yang diberikan dari para guru serta para dosen di kampus turut serta membantu hingga sampai di titik mengetahui berbagai hal yang mampu menunjang pengetahuan jangka Panjang.
- Amor Concervis (Cinta Kasih Sesama)
Nilai luhur yang terkandung dalam trilogi Amor Concervis atau cinta kasih kepada sesame yakni, “Sebagai pengikat insan Nusa Putra untuk menjalani hidup berdampingan secara damai dalam menyikapi setiap perbedaan, karena Tuhan berkehendak atas adanya perbedaan itu sendiri”
Sejalan dengan hal tersebut, saya mengimplementasikan hal tersebut dengan mengikuti kampus mengajar. Dimana, pada kegiatan kampus mengajar saya dilatih untuk mengasihi dan menyayangi para peserta didik sebagaimana mestinya. Berhubungan baik dengan tim, para guru, dan para wali murid sebagai bentuk implemEntasi menjaga rasa inta kasih secara horizontal dengan sesama.
Banyak hal baik yang perlu disyukuri dan dinikmati untuk menempuh perjalanan Panjang sebagai GENUSIAN meraih dan mengimplementasikan ilmu kehidupan yang mendalam agar setiap aktivitas yang dilakukan mendapat ridho dari Allah SWT, do’a yang tulus dari kedua orang tua, dan rasa cinta dari sesame manusia.
#Genusian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H