Dalam dunia pendidikan, kini telah dikembangkan system pendidikan yang berorientasi pada bagaimana anak dapat berpikir kritis dan kreatif, serta problem solver. Seperti yang kita ketahui bahwa tidak mudah menjadikan anak kritis, kreatif, dan problem solver.
Menjadikan anak berpikir kritis berarti menjadikan anak untuk mampu berpikir secara sistematis, menghadapi suatu masalah secara terorganisasi, mampu menciptakan pertanyaan inovatif, dapat menyelesaikan masalah secara orisinil. Menjadikan anak berpikir kreatif berarti menjadikan anak untuk mampu menciptakan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru bisa muncul apabila anak berada pada lingkungan yang benar dan membiarkan anak menuangkan imajinasinya sehingga dapat menghasilkan ide-ide yang inovatif. Menjadikan anak problem solver berarti menjadikan anak terampil menemukan pemecahan suatu masalah. Dengan problem solver dapat menghidupkan suasana pembelajaran dan menjadikan pembelajaran yang menggairahkan.
Kemampuan dalam berpikir baik kritis, kreatif, maupun problem solver semuanya itu dilakukan oleh otak kita. Otak kita terdiri dari belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Teori yang menjelaskan tentang belahan otak kanan dan belahan otak kiri yaitu teori hemisphere. Belahan otak kanan berfungsi dalam hal berkreativitas sedangkan belahan otak kiri berperan dalam kegiatan motorik (motor sequence) yaitu berhubungan dengan logika, analisa, bahasa, rangkaian dan matematika. Kita juga sering mendengar inteligensi dan kreativitas. Inteligensi merupakan kemampuan memperoleh dan menerapkan informasi, sedangkan kreativitas merupakan salah satu kebutuhan dalam mengembangkan otak kita.
Berfikir kritis, kreatif, problem solver dan mengembangkan kretifitas serta intelektual berkaitan dengan Teori Hemisphere karena semua itu berawal dari otak. Tanpa otak, semua itu tidak mungkin akan dapat kita lakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H