Mohon tunggu...
Asih Bbg Sudarmiasih
Asih Bbg Sudarmiasih Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ibu dari 3 orang putra,\r\nistri seorang petani,\r\nasesor di sebuah LSP.\r\nMencoba menulis lagi dengan akun yang baru, setelah kehilangan akun yang lama yang penuh dengan kenangan dan teman2 Kompasioner yang baik hati. Semoga kehadiran saya masih diterima teman-teman Kompasioner semua. Salam...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Mesti Kembali Jadi TKW Lagi?

1 Februari 2012   03:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:12 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_167629" align="aligncenter" width="400" caption="tkw menunggu pemberangkatan by Google"][/caption]

Kisah hidup para tkw memang tidaklah semenarik kisah-kisah para selebritis atau orang-orang berduit yang kini makin sering mengisi berita-berita karena korupsinya. Kisah hidup tkw seperti sebuah cerita klise yang sudah dianggap wajar dan tidak perlu digembar-gemborkan. Apakah mereka susah atau senang di luar sana, tak ada yang perduli yang pentingmereka bisa jadi penghasil devisa Negara. Apakah mereka bisa hidup layak atau tidak sekembalinya dari luar negerijuga tidak pernah dihiraukan.Bagaimana mereka menjalani kehidupannya di sana dan apa yang akan mereka lakukan sepulang dari luar negeri, nampaknya tidak pernah menjadi perhatian yang serius dari pemerintah.

Tak banyak yang perduli bagaimana kisah perjalanan hidup tkw itu selama tinggal di penampungan hingga pemberangkatan. Beragam ceritaakan ditemukan di sana tentang alasan mereka meninggalkan keluarganya demi mengais dolar di luar negeri, entah itu di Timur Tengah atau dikawasan Asia Pasifik. Ada kepiluan di hati jika menyaksikan perempuan-perempuan yang telah berusia di atas 40 tahun berangkat lagi ke luar negeri. Dimana mereka harus masuk dalam penampungan lagi dan mengikuti proses dari awal. Ada beberapa tahapan yang harus diikuti termasuk uji kompetensi yang terdiri dari tes tulis, lisan dan praktek. Sedikit hambatan akan ditemui karena peraturan saat mereka dulu berangkat menjadi tkw berbeda dengan peraturan yang berlaku sekarang ini. Jika dulu syaratnya mereka bisa bekerja dan ada ijin keluarga itu sudah cukup, maka sekarang mereka harus belajarlagi untuk menyesuaikan dengan persyaratan yang ada dimana kemampuan intelegensi juga menjadi penilaian.

Peraturan pembatasan usia memang sudah ada, tetapi faktanya masih ada yang over age atau under age tetap diberangkatkan dengan alasan mereka telah mempunyai pengalaman kerja sebelumnya. Jika yang masih muda usianya mungkin tidak jadi masalah, tetapi bagaimana dengan yang berusia di atas 40 tahun?Usia yang sudah rentan dengan penyakit dan kekuatan fisik juga tidak sekuat saat mereka masih muda. Belum lagi mereka membawa beban baru dalam hati mereka yang menjadi penyebab mereka memutuskan kembali bekerja ke luar negeri. Sebenarnya banyak resiko yang akan dihadapi, namun mereka mengatakan bahwa hanya itulah pilihan terakhir.

Jika melihat latar belakangmereka yang pernah bekerja di luar negeri cukup lama, tentunya terpikir bahwa mereka pasti sudah punya cukup modal untuk bekerja di dalam negeri. Tetapi mengapa setelah tinggal beberapa waktu di dalam negeri, mereka memutuskan untuk kembali bekerja ke luar? Tak adakah sesuatu yang bisa dilakukan selain kembali bekerja lagi sebagai tkw? Mengapa pemerintah tidak memikirkan hal ini ? Bukankah mereka bagian dari aset Negara yang sudah menymbangkan devisa selama bertahun-tahun?

Siapa yang patut disalahkan? Nampaknya tak akan ada seorangpun di bumi ini yang mau dipersalahkan atas suatu kejadian apapun itu. Kalau ada kejadian buruk yang menimpa tkw selalu ada kambing hitam yang dicari, dan ujung-ujungnya hanya nasib yang dipersalahkan. Jika tak ada yang mauinstrospeksi diri maka kejadian yang sama akan tetap terulang lagi walau pada individu yang berbeda. Pembekalan untuk para tkw sangatlah perlu baik itu dari pemerintah maupun pihak swasta sebagai pengelola PJTKI. Hendaknya dari pihak PJTKI ataupun pemerintah juga memberikan informasi tentang upaya apa yang bisa dilakukan oleh para tkw selama mereka bekerja di luar negeri, sehingga mereka pulang nantinya telah memiliki ketrampilan atau keahlian , selain pengalaman sebagai pekerja tata laksana rumah tangga ( pembantu rumah tangga). Dan itu tidak cukup hanya sekali saja selama proses mereka, tetapi pembekalan mental dan wawasanperlu diberikan berulangkali, sehingga para tkw punya pengetahuan yang cukup sebagi bekal dirinya saat bekerja di luar negeri maupun sekembalinya dari sana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun