Mohon tunggu...
ASIFATUL LEILI
ASIFATUL LEILI Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - SMAN 3 Kota Mojokerto

hobi membaca, ingin mempunyai wawasan yang luas.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Berkurangnya Minat Masyarakat terhadap Makanan Tradisional

7 Oktober 2023   20:23 Diperbarui: 7 Oktober 2023   20:42 2710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar: dokumentasi pribadi

Indonesia mempunyai wilayah yang luas terbentang dari Sabang sampai Merauke. Tentunya setiap daerah mempunyai ciri khasnya masing-masing, termasuk masakan tradisionalnya. Masakan tradisional setiap daerah mempunyai ciri khas tersendiri. Namun  perkembangan era globalisasi saat ini telah menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi masuknya budaya asing. Contohnya adalah makanan modern. Keberadaan makanan modern dapat mengancam makanan tradisional. Selama ini makanan tradisional kurang diminati dan terancam punah. 

Beberapa makanan tradisional memang tidak memiliki variasi jenis atau rasa jika dibandingkan makanan modern. Saat ini, makanan modern memiliki banyak jenis makanan yang berbeda, mulai dari makanan berat hingga makanan ringan. Beberapa contoh makanan modern yang populer di Indonesia adalah ayam goreng, pizza, dan sandwich. Banyaknya restoran dan toko yang menyajikan masakan modern serta semakin berkurangnya restoran yang menyajikan masakan tradisional menjadi bukti bahwa banyak masyarakat yang lebih memilih makanan modern dibandingkan makanan tradisional. 

Bahan baku makanan tradisional menggunakan bahan lokal yang di sekitar daerah dan jadi ciri khas tersendiri. Selain itu, penggunaan bumbu dan rempah yang kuat menjadi ciri khas masakan tradisional. Berbeda dengan masakan tradisional, masakan modern menggunakan bahan dan bumbu yang sering ditemukan di mana saja, misalnya jamur crispy yang dibuat dengan bahan dasar jamur. 

Pengolahan makanan tradisional masih menggunakan teknik tradisional,sedangkan makanan modern sudah memakai teknik modern sesuai dengan perkembangan zaman. Dapat dikatakan bahwa cara tradisional dalam menyiapkan masakan terutama adalah dengan merebus dan mengukus. Sedangkan makanan modern lebih banyak menggunakan langkah menggoreng dan memanggang. Tidak jarang  makanan modern mengalami Ultra Processed Foods (UPF). Banyaknya supermarket yang menjual makanan dan minuman cepat saji seperti makanan kaleng, minuman kaleng, dan makanan beku membuktikan banyak masyarakat yang menyukai makanan modern. Kurious  Katadata Insight Center (dalam Cindy Mutia Annur, 2023:16 ) menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia mengonsumsi makanan cepat saji alias fast food lebih dari sekali dalam seminggu.

Kandungan gizi pada makanan tradisional tidak banyak yang hilang karena proses memasak dibandingkan makanan modern. Makanan modern, terutama yang diolah dengan cara digoreng, mengalami penurunan  kandungan mineral, vitamin, dan antioksidan. Namun, pola makan modern tidak selalu kekurangan nutrisi. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak makanan modern yang kaya akan zat gizi mikro. 

Penyajian makanan modern lebih menarik daripada makanan tradisional. Cara modern dalam menyajikan makanan umumnya sederhana. Makanan sering kali disajikan dalam piring atau mangkuk yang terbuat dari kaca sehingga terlihat lebih elegan dan menarik. Penggunaan alat makan seperti garpu dan sendok juga lebih umum pada makanan modern. Sedangkan masakan tradisional sering disajikan dalam wadah tradisional atau di dalam daun pisang untuk menimbulkan aroma yang khas. Penggunaan tangan sebagai alat memasak juga lebih umum terjadi pada masakan tradisional.

Cara supaya makanan tradisional lebih diminati dan menarik adalah dengan terlebih dahulu membuat kemasan produk menjadi menarik dan mudah digunakan. Hal ini memungkinkan makanan tradisional dapat dijual ke  pasar yang lebih luas. Kedua, memodifikasi makanan tradisional, misalnya lekker, jajanan khas Indonesia kuno yang berasal dari Solo, Jawa Tengah. Kini lekker dimodifikasi jadi sajian crepes yang berukuran lebih besar dengan isian yang lebih variatif dan lebih banyak. Tak hanya varian manis, crepes juga hadir dalam varian gurih dan gurih dengan  topping lebih banyak.

Masakan tradisional Indonesia mempunyai nilai budaya yang besar karena mengandung sejarah, identitas dan budaya suatu daerah. Masakan tradisional Indonesia bukan sekedar makanan namun juga merupakan salah satu bentuk budaya yang perlu dilestarikan. Oleh karena itu, kita  sebagai generasi penerus bangsa Indonesia harus bisa melestarikan makanan tradisional agar tidak punah. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun