Ya, audit masih diperlukan di era  yang  sangat digital, dan faktanya, perannya menjadi semakin penting. Di era teknologi informasi (TI), cara pelaksanaan audit telah berubah, namun kualitas audit secara keseluruhan mengalami peningkatan. Dijelaskan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, sifat pekerjaan auditor dipastikan tidak tergantikan oleh mesin atau robot. Namun, ada ``ketentuan'' untuk jaminan ini.  Auditor adalah profesi yang tugasnya mengaudit dan mengaudit laporan keuangan, kegiatan, dan catatan akuntansi  perusahaan, lembaga, dan instansi.
Pesatnya perkembangan kecerdasan buatan telah memicu perdebatan mengenai potensinya untuk menggantikan dan mengambil alih berbagai pekerjaan manusia. Banyak pihak yang khawatir  profesi akuntan dan auditor sudah tidak dibutuhkan lagi dalam dunia bisnis. Auditor tidak lagi dibutuhkan dalam dunia bisnis. Ini karena mereka digantikan oleh kecerdasan buatan yang  membantu perhitungan yang tepat, cepat, dan akurat. McKinsey Global Institute mengatakan pekerjaan dengan aktivitas fisik yang dapat diprediksi, seperti bekerja di jalur perakitan  manufaktur, adalah pekerjaan yang paling mudah untuk diotomatisasi. Tugas pengumpulan dan pemrosesan data juga dapat diotomatisasi. Tugas yang paling sulit untuk diotomatisasi adalah tugas yang memerlukan pengetahuan luas dalam mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia atau  perencanaan dan pengambilan keputusan. Dalam hal ini tugas auditor dapat digantikan oleh AI, namun peran auditor seperti tanggung jawab profesional, pertimbangan subjektif, dan pertimbangan etis tidak dapat langsung digantikan oleh AI. teknologi informasi telah menjadi kebutuhan mendasar bagi dunia usaha untuk memudahkan dan mempercepat aktivitas internalnya. Teknologi informasi berbasis komputer telah membawa dampak besar bagi masyarakat modern, khususnya organisasi bisnis. Saat ini, bisnis berubah dengan cepat dan persaingan sangat ketat. Oleh karena itu, peran teknologi informasi sangat penting dalam membantu perusahaan mendukung dan mengembangkan keputusan bisnisnya. Pemanfaatan teknologi informasi juga dapat meningkatkan pengendalian internal dengan menambahkan prosedur administratif baru yang dilakukan melalui komputer dan  menggantikan pengendalian manual yang rentan terhadap kesalahan manusia. Karena adanya teknologi informasi, auditor  tidak boleh terlalu bergantung pada informasi yang dihasilkan hanya  oleh komputer. Namun, auditor harus memahami dan menguji pengendalian berbasis komputer sebelum menyimpulkan bahwa informasi yang dihasilkan komputer adalah  valid atau akurat.
Auditor juga mempunyai kekuasaan untuk memastikan bahwa laporan keuangan  tidak melanggar peraturan khususnya undang-undang perpajakan. Teknologi ini  membantu auditor melakukan berbagai tugas, termasuk:  Proses audit lebih efisien, memungkinkan analisis data lebih detail, deteksi risiko lebih cepat, dan pemantauan database dalam jumlah besar dalam waktu  terbatas. Namun peran teknologi di sini juga dapat menimbulkan sejumlah risiko, termasuk risiko terhadap keamanan informasi dan perlindungan data.
 Oleh karena itu, penting bagi auditor untuk melalui proses adaptasi terhadap perkembangan teknologi dan memiliki pengetahuan mendalam mengenai teknologi informasi (TI) Auditor juga mengidentifikasi program atau sistem, memastikan program atau sistem tersebut beroperasi sesuai dengan peraturan, dan melakukan lebih banyak pekerjaan di bidang relevan yang muncul atau sangat dibutuhkan, auditor harus berinvestasi dalam pembelajaran berkelanjutan seperti:  Mengikuti program pelatihan, seminar, dan webinar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H