Mohon tunggu...
Asif Masruroh
Asif Masruroh Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Diagnosis Unsur Hara dengan Teknik MOET

4 Maret 2018   14:20 Diperbarui: 4 Maret 2018   14:27 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diagnosis Unsur Hara dengan Teknik MOET

Jika kita ingin bercocok tanam tentunya kita harus mengetahui keadaan unsur hara dalam lahan yang akan kita gunakan untuk bercocok tanam. Apakah keadaan tanah tersebut sudah cukup, kurang bahkan berlebih unsur haranya. Karena jika tanah kita kekurangan ataupun kelebihan bisa berdampak buruk bagi pertumbuhan dan hasil panen tanaman budidaya kita. Jadi wajib hukumnya seorang petani mengetahui kandungan unsur hara dalam tanahnya.

Dari 16 hara esensial yang dibutuhkan tanaman, 13 jenis diperoleh dari tanah yakni nitrogen (N), posfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), sulfur (S), tembaga (Cu), besi (Fe), mangan (Mn), seng (Zn), dan boron (Bo). Tiga lainnya dari udara dan air, yakni karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Kekurangan salah satu hara esensial ini akan menyebabkan tanaman tidak tumbuh normal.

Tanaman menyerap hara dari tanah atau air dalam tanah sehingga hara yang tertinggal akan berkurang (karena hasil atau juga limbah tanaman terbawa keluar lahan). Untuk memenuhi kecukupan hara maka dilakukan pemupukan pada tanah. Pemupukan sudah menjadi rutinitas memenuhi resep anjuran, tidak secara  terukur jumlah dan terpilih jenis hara sesuai dengan status hara masing-masing dalam tanah. Untuk menghemat penggunaan pupuk maka informasi tentang hara mana yang kurang pada tanah yang akan ditanami menjadi penting. Apalagi aplikasi pupuk yang berlebihan akan merugikan lingkungan.

Ada berbagai macam cara untuk mendiagnosis kandungan hara dalam tanah. Diagnosa dengan uji laboratorium misalnya,namun tentu saja membutuh biaya yang bagi petani kecil umumnya di luar jangkauan. Lagi pula prosedur dan pelaksanaan perlu waktu cukup lama. Namun seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ditemukannya teknik baru uji kandungan hara esensial dalam tanah yang dinamai Minus-One Element Technique (MOET).

MOET dirancang oleh pakar  agronomi Dr. Cesar Mamaril,  yang  setelah pensiun dari Pusat Riset Padi Internasional (IRRI) bekerja selama 17 tahun sebagai konsultan senior tanah dan agronomi  pada Philippine Rice Research Institute (PhilRice). Di PhilRice, ia  besama rekan sekerja mengembangkan  dan mengaplikasikan MOET untuk pertanian padi di dataran rendah.

Konsep MOET

Dengan konsep MOET dimaksudkan agar petani cukup menambahkan saja hara yang berdasarkan analisis kurang pada tanah yang akan ditanami. Informasi tentang hara esensial yang kurang dapat dideteksi dengan cara melakukan formulasi pemupukan yang pada setiap pemupukan ada satu unsur hara yang tidak diikutkan (teknik minus satu unsur hara/MOET).

Pada kit MOET yang digunakan pada pertanian padi di dataran rendah Philipina, formulasi pemupukan MOET dibatasi pada unsur-unsur hara untuk N, P, K, S, Zn dan Cu. Alasannya adalah  bahwa di bagian terbesar pertanian padi dataran rendah Philipina keenam unsur hara itu selalu kurang. Jadi disusun 7 formulasi pemupukan sebagai uji status hara tanah, yakni: Minus N (tidak mengandung N tetapi lima hara lainnya ada); Minus  P; Minus K; Minus S; Minus Zn; Minus Cu; dan Lengkap (semua ke enam unsur hara ada).

Cara Mendiagnosis

  • Wadah uji menggunakan pot-pot atau wadah plastik yang dapat menampung 4 kg sampel tanah basah (jumlah pot  sama dengan jumlah formulasi pemupukan).
  • Dari lahan satu hektar yang cukup seragam sebaiknya  diambil secara sampel tanah dari 35 lokasi. Untuk lahan yang tingkat kesuburan bergradasi seperti lahan miring diperlukan sampel dari lebih banyak lokasi. Sampel diambil sebelum tanah diolah/dibajak.
  • Bibit yang berumur 12 hari sebanyak paling sedikit 5 batang lalu ditanam ke dalam masing-masing pot dengan formulasi pemupukan masing-masing.
  • Tanah dibiarkan tetap basah tetapi tidak tergenang air hingga tanaman sudah cukup mantap.
  • Pengairan semua tanaman dilakukan dengan air dari sumber yang sama dengan yang digunakan pada lahan pertanian padi yang dikelola.
  • Sesudah 10 hari, sebagian tanaman  padi dalam pot dicabut, tinggalkan  hanya dua batang yang dinilai terbaik.
  • Dalam 30 hari setelah pindah tanam bibit (ke pot) sudah akan terbukti secara visual perbedaan pertumbuhan tanaman antara pot. Juga bisa dibandingkan pada tanaman di pot dengan formulasi pemupukan lengkap.
  • Diamati mana yang tumbuh baik, mana yang kurang baik dan di pot  dengan formulasi mana (yang minus hara apa).
  • Bisa disimpulkan tanaman dalam pot yang mana kekurangan unsur hara apa. Atau tanah dari lokasi mana kekurangan unsur hara apa. Bila tanaman pada semua pot berisi tanah sampel dari satu lokasi bagus dan seragam pertumbuhannya, maka tanah di lokasi bersangkutan tidak kekurangan unsur hara yang masuk dalam formulasi.
  • Untuk memperoleh ketepatan analisa yang lebih akurat, sesudah 45 hari sejak pindah tanaman padi dalam pot  dicabut dan biomasanya ditimbang.

Dengan bukti visual demikian, petani akan tahu tanah di lokasi mana yang perlu diberi  pemupukan unsur hara apa. Petani tinggal memilih unsur hara mana yang masih perlu ditambahkan sesuai dengan takaran sesuai anjuran para penyuluh pertanian. Selain hemat biaya, penggunaan sistem analisis hara tanah MOET juga mengurangi dampak merugikan pupuk terhadap lingkungan serta  menambah hasil dan pendapatan bagi petani. Uji MOET ini merupakan temuan sangat cerdas tetapi sederhana, murah dan mudah serta dapat dapat dilakukan sendiri oleh petani kecil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun