Mohon tunggu...
A Sia Na
A Sia Na Mohon Tunggu... -

sebuah klub studi dan sekaligus klub penulis ~ kolaborasi beberapa blogger feminin Kompasiana (Ma Sang Ji, Noorhani Laksmi, Hawa, Tytiek Widyantari, Bunga Shaina, Mugniar, Jasmine Qa, ...) ~ http://asianaclub.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Klarifikasi Mengapa Ma Sang Ji Bunuh Diri

15 September 2011   18:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:56 1421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sudah cukup lama Ma Sang Ji merencanakan ‘bunuh diri’, yaitu ketika menulis artikel “Menjadi Perawan di Sarang Perjaka”, 2 Juni 2011. (Silakan simak atau baca kembali artikel tersebut supaya lebih memahaminya.) Akar masalahnya adalah dominasi maskulinitas terhadap feminitas di Kompasiana.

Sesaat setelah penayangan artikel tersebut, terlihat ada perubahan sikap pada Admin. Mereka tampak berusaha mengurangi dominasi maskulinitas. Namun perubahan ini hanya berlangsung beberapa minggu. Kini keadaannya kembali seperti semula atau bahkan lebih parah.

Kasus teror Jojo Tejo merupakan puncaknya. Jelas terlihat, Admin berpihak pada maskulinitas justru ketika maskulinitas sedang menzalimi feminitas.

Karena masalahnya sudah memuncak, Ma merasa, "Tidak ada lagi opsi bagi saya selain bunuh diri." Namun Ma Sang Ji tidak pergi begitu saja meninggalkan akun pribadinya di Kompasiana.

Sebelum masalahnya memuncak, Siluman Feminin ini sudah menyiapkan beberapa tubuh baru bagi eksistensi jiwa-jiwanya. Antisipasi ini terilhami oleh Malam Prosa Kolaborasi.

Ma pun menyadari bahwa feminitas lebih menghargai kerjasama daripada prestasi individual. Siluman Feminin ini menegaskan, "Tidak ada lagi artikel saya, tetapi masih akan ada artikel kami." Karena itu, jika fans Ma hanya menyukai tulisan Ma pribadi, tapi tidak menyukai karya kolaborasinya, seperti di A Sia Na ini, maka Ma merasa gagal dalam menjalankan misi feminisasi masyarakat.

Demikian klarifikasinya. Terima kasih atas perhatiannya. (Mohon diberi vote: AKTUAL.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun