Sekalipun mereka akhirnya meraih perak usai dikalahkan rekan senegaranya Kevin Sanjaya Sukamuljo atau Marcus Fernaldi Gideon. Namun berkat apresiasi yang datang dari berbagai pihak, terutama dari PT Sido Muncul yang memberikan bantuan kepada ganda putra peringkat ke delapan dunia ini.
Akhirnya nazar mereka berhasil juga diwujudkan. Mereka memberikan bantuan kepada kedua orangtuanya.
"Walau kami mendapat perak, kami berterimakasih kepada semua pihak yang sudah membantu dan mendukung, sehingga kami bisa memberangkatkan orangtua naik haji", mereka bersyukur.
Mereka tidak menyangka mendapatkan apresiasi hingga sedemikian banyak.
Ibunda Rian, Umi Marwati memperoleh bantuan Rp 50 juta. Sementara kedua orangtua Fajar, Yayah Warliah dan Asep Permana masing-masing juga mendapat bantuan dengan nilai yang sama.
"Tahun ini baru umrah, ibu saya belum pernah naik haji. Semoga tahun depan berangkat" tutur Rian.
Dibalik kesuksesan, ada cerita dari pengorbanan Fajar Alfian untuk bisa menjadi juara. Adalah faktor jauh dari kedua orangtuanya dan sekolahnya yang terbengkalai merupakan pengorbanan terbesarnya.
Ya, Fajar bersama duetnya Rian meraih medali perak Asian Games.Â
"Dulu, sebelum masuk ke pelatnas Cipayung, sekolah saya jadi terbengkalai" kisah Fajar.
Kerap Fajar sekolah hanya tiga kali dalam seminggu, sisanya untuk latihan. Sebab kalau tidak latihan seperti ini, bakal ketinggalan. "Ya, pengorbanan terbesar adalah sekolah. Yang kedua, sejak kecil saya jauh dari orangtua," jelas Fajar.
Selain mendapat medali perak Asian Games 2018, Fajar dan tandemnya Rian mengukir sejumlah kebanggaan. Juara masing-masing di Taiwan Masters 2016, Malaysia Masters 2018, juga medali emas SEA Games 2017.