Salah seorang jurnalis TV meminta lebih Lindswell melihat ke kamera.
Keringat bercucuran di wajahnya. Lindswell beberapa kali menyeka keringat di pelipisnya menggunakan tisu. Ia terus saja diberondong sejumlah pertanyaan dari para jurnalis.
Ada lebih kurang setengah jam gadis cantik ini berdiri melayani awak media. Antusiasme dari awak media tersebut adalah wajar karena Lindswell Kwok berhasil mengharumkan nama bangsa.
Emas yang diperolehnya di pesta olahraga Asia itu seolah menuntaskan penantian panjangnya. Lindswell Kwok dijuluki "Ratu Wushu" Asean karena koleksi emasnya di sea games 2011, 2013, 2015, hingga 2017. Namun, Lindswell Kwok belum pernah menikmati emas di Asian Games.
Di Asian Games Incheon empat tahun lalu saat ia meraih perak, yang meraih emas nomor Taijijian/Taijiquan adalah Yu Mengmeng dari Cina.
Tidak aneh, ambisi besar gadis kelahiran Medan 24 September 1991 untuk menjadi juara di Asian Games 2018 dan tampil di depan publik sendiri, akhirnya terwujud.
Lindswell tercatat sudah empat kali menjadi juara dunia di nomor spesialisasinya, Taijijian (jurus pedang) dan Taijiquan (tangan kosong) pada kejuaraan dunia Wushu tahun 2009, 2013, 2015, dan 2017.
Sesudah perhelatan Asian Games ini, Lindswell berniat untuk pensiun dari dunia yang membesarkannya semenjak 2011. Sarjana Psikologi lulusan USU Medan itu mengalami cedera lutut kambuhan, ia harus berulang kali menjalani terapi.
Ia mengaku semenjak mengalami cedera, Lindswell kesulitan mencapai tampilan puncak karena sedikit kendala. Terutama kreasi dan seni gerakan atraksi lompat yang membutuhkan fisik yang prima.
Tapi, ia tidak menjadi patah arang. Ia kembali berjuang untuk merealisasikan mimpinya sekaligus menuntaskan rasa penasaran. Kerja keras yang tidak sia-sia.Â
Gadis cantik ini akhirnya berhasil mewujudkan mimpinya menjadi juara dan menggaet emas di Asian Games 2018.