Lemak bisa berfungsi sebagai sumber energi untuk tubuh. Namun jika lemak menumpuk dapat berakibat buruk bagi kesehatan Anda.
Seperti diketahui akibat dari kelebihan lemak di dalam tubuh dapat berakibat fatal. Tubuh akan merasa tidak sehat dan tidak dapat digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas dengan baik. Berbagai risiko yang ditimbulkan karena kelebihan lemak, dapat berupa obesitas, kerusakan dinding arteri, meningkatkan risiko kanker, sembelit, kerusakan otak, kolesterol tinggi, dsb.
Sebenarnya, ada berbagai macam yang disebut dengan lemak, seperti lemak jenuh. Lemak jenuh adalah kolesterol jahat yang sangat buruk bagi kesehatan Anda. Lemak jenis itu di antaranya terdapat pada makanan-makanan umpamanya keju, semua daging yang mengandung lemak, susu, es krim dan mentega.
Lemak trans. Terdapat dalam makanan seperti gorengan.
Lemak terhidrogenasi. Ini adalah lemak yang sudah mengeras seperti pada mentega dan margarin, inilah makanan yang membuat gemuk, juga menimbulkan risiko penyakit jantung.
Lemak sehat
Ya, jika Anda mendengar kata "lemak", kita mungkin langsung berpikir negatif. Siapa yang mau punya lemak tubuh?
Namun, Journal of Applied Physiology mengingatkan bahwa lemak tak selalu buruk. Lemak adalah jaringan yang sibuk dan dibutuhkan. Ia bertugas memproduksi dan mengirimkan berbagai sinyal biokimia yang memengaruhi operasi biologis di seluruh tubuh.
Belum lama ini, tim ilmuwan di University of Michigan mendapati bahwa sejumlah pria dan wanita yang kelebihan berat badan memiliki tingkat asam lemak rendah dalam aliran darah mereka. Dengan kata lain, mereka lebih sehat secara metabolik dari orang dewasa lain yang juga obes.
Biopsi jaringan lemak dari partisipan studi ini juga mengungkap bahwa mereka memiliki apa yang disebut peneliti sebagai "lemak sehat". Jaringan lemak mereka memiliki radang dan parut lebih sedikit dibandingkan jaringan lemak pria dan wanita obes lain. Jaringan lemak yang sehat ini juga lebih sedikit bocor.
Apa penyebabnya? Untuk menggali lebih jauh, tim peneliti membuat studi lanjutan dan menyoroti faktor olahraga. Dari 20 partisipan yang kelebihan berat badan, peneliti mengambil sampel lemak mereka. Lantas, partisipan diminta menggunakan treadmill atau sepeda statis selama 1 jam, dan kembali menjalani biopsi.