Besar Yupiter 11 kali lebih besar dari Bumi, namun ia berputar pada porosnya hanya dalam 10 jam. Ini karena rotasi yang begitu cepat yang mendorong kelompok awan yang ikonik, dihantam oleh angin kuat yang berubah-ubah arah, seperti angin pasat berkekuatan besar di Bumi.
Namun, selama ini, para ilmuwan tidak tahu apakah badai angin ini juga terjadi di permukaan planet atau hanya fenomena cuaca superfisial. Juno menjadi satelit pertama yang berhasil menjawab kebingungan ilmuwan tentang apa yang sesungguhnya terjadi di planet tersebut.
Saat mengorbit Yupiter, Juno mengirimkan gelombang radio kembali ke Bumi. Dengan mengukur perubahan terkecil dalam frekuensi gelombang tersebut, para ilmuwan bisa memetakan medan gravitasi Yupiter dan mendapatkan petunjuk penting tentang apa yang terjadi di permukaan planet tersebut.
Medan gravitasi Yupiter juga ternyata asimetris, menandakan semacam ketidakseimbangan massa antara hemisfer utara dan selatan. Tampaknya, angin kuat planet tersebut menghasilkan turbulensi sampai 3.000 kilometer, yang menjadi alasan bagi asimetri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H