Mohon tunggu...
Muhammad AshyqIsmail
Muhammad AshyqIsmail Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya anak kedua dari empat bersaudara.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kunjungan Mahasiswa ke Salah Satu Pengrajin Batik di Cirebon

6 Mei 2024   06:15 Diperbarui: 6 Mei 2024   06:18 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Batik merupakan salah satu produk kebudayaan Indonesia yang sudah mendunia. Batik adalah warisan budaya bangsa Indonesia, bahkan sebelum belanda menjajah Indonesia, batik sudah digunakan oleh keluarga kerajaan di Indonesia.Batik Cirebon bertema atau bercorak seperti awan, dan dinamai dengan "Batik Mega Mendung". Dengan Filosofi sebagai kota yang selalu berawan dan mendung, dikarenakan para Kyai dan Ulama yang berada di Cirebon selalu berdoa untuk seluruh Umat Muslim di seluruh dunia, terutama untuk di daerah Indonesia. Kota Cirebon sudah lama memproduksi batik. Daerah di Cirebon yang terkenal dengan produksi batiknya ialah daerah Trusmi, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon. Sudah dari tahun ke tahun produksi batik di daerah Trusmi, Cirebon ini berjalan dan berkembang. Bahkan banyak juga pengrajin batik di daerah Cirebon selain Trusmi. Seperti tempat pengrajin yang sering menjadi kunjungan para mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Cirebon (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon. Mahasiswa IAIN Belajar Mencanting (Sumber Foto : Dokumen Pribadi Penulis

Sudah sejak 2023 mahasiswa melakukan kegiatan kunjungan ke Batik Hilma yang berlokasi di Desa Kalitengah, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Kegiatan ini dilakukan bukan hanya untuk memperkenalkan batik, tetapi mahasiswa juga akan secara langsung diajari cara mencanting  kain batik. Ada beberapa proses dalam pembatikan di Batik Hilma Cirebon, yaitu dengan manual atau Canting, dan juga ada dengan proses cap yang dilakukan dengan alat cap dengan berbagai motif.

Cetakan Untuk Batik Cap (Sumber Foto : Dokumen Pribadi Penullis)
Cetakan Untuk Batik Cap (Sumber Foto : Dokumen Pribadi Penullis)

Alat cap batik ini terbuat dari tembaga dan untuk bagian batik cap ini dilakukan dengan para pengrajin pria, sedangkan wanita mengerjakan batik tulis. Rata-rata pengrajin di Batik Hilma ini berumur sekitar 20-50 tahun, dan mereka merupakan warga sekitar cirebon. Dengan wilayah tempat produksi yang cukup strategis dan nyaman sehingga membuat para pengrajin disini tidak merasa tertekan. 

Bahan baku kain berjenis viskos, dan lilin yang dikirim dari Kota Pekalongan yang juga merupakan kota yang terkenal dengan batiknya. 

Untuk karyawan berkisar 51 orang, dan gaji para pengrajin di Batik Hilma dibayar perhari yaitu sekitar 30-80 ribu rupiah perhari. Maka tidak heran kalau ada anak muda dan juga sampai orang tua yang berkerja disini. 

Lalu hasil dari Batik Hilma biasanya di kirim ke seluruh daerah di Indonesia, bahkan sampai ada yang di ekspor ke berbagai negara, seperti Singapura, Malaysia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun