Analisis wacana adalah sesuatu yang umumnya berfokus pada pemeriksaan penggunaan
bahasa sehari-hari, baik dalam bentuk lisan maupun tertulis, yang menjadi objek kajian atau
penelitiannya. Dengan demikian, unit bahasa yang menjadi fokus analisis wacana adalah di
atas tingkat kalimat atau ujaran, yang memiliki kesatuan dan konteks tertentu. Objek kajian
ini mencakup berbagai bentuk, seperti naskah pidato, rekaman percakapan yang sudah
diformalkan, percakapan langsung, catatan rapat, debat, ceramah, atau dakwah agama, yang
semuanya merupakan bagian organik dari kehidupan sehari-hari. Berbeda dengan analisis
kebahasaan konvensional, analisis wacana tidak dapat dikecualikan hanya sebagai
penyelidikan lapisan atau aspek permukaan dari penggunaan bahasa. Meskipun demikian,
terdapat kecenderungan di kalangan peneliti untuk terperangkap dalam kajian yang bersifat
dangkal.
Wacana, sebagai sebuah tulisan, diartikan sebagai entitas objek dan data yang selalu terbuka
untuk berbagai bentuk pembacaan dan penafsiran. Dalam konteks ini, teks tersebut tidak
hanya diterima dan dipahami oleh pembaca, tetapi juga tercermin pengaruhnya oleh
lingkungan budaya di mana teks tersebut dihasilkan dan dikonsumsi. Oleh karena itu,
karakteristik wacana adalah intertekstualitas dan subjektivitas yang bersamaan, atau dapat
disebut sebagai sifat intersubjektif. Ini berimplikasi bahwa interpretasi wacana sangat
tergantung pada bagaimana orang lain menyajikan penafsiran mereka dalam menggunakan
kode-kode dan konvensi-konvensi yang berlaku di suatu komunitas tertentu. Dengan
demikian, proses penafsiran dapat mengakibatkan persetujuan atau penolakan terhadap
wacana tersebut (Cavallaro, 2004, hlm. 109-111).
Objek analisis wacana adalah elemen-elemen yang dianalisis dalam suatu teks atau
percakapan untuk memahami struktur, makna, dan konteks komunikasi. Ini melibatkan
identifikasi kata kunci, struktur kalimat, gaya bahasa, serta pemahaman terhadap konteks
sosial dan budaya yang mempengaruhi komunikasi tersebut.Proses analisis ini bertujuan
untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam terkait dengan aspek-aspek tersebut
dalam konteks komunikasi yang sedang diobservasi.
Secara kesimpulan sudah dijelaskan oleh Norman Feiklough bahwa analisis wacana
memandang penggunaan bahasa lisan dan tulisan sebagai praktik sosial.Dalam analisis
wacana, praktik sosial dipandang sebagai interaksi antara peristiwa non-nyata dan struktur
sosial.
Referensi :
Eriyanto. (2002). Analisis wacana: Pengantar analisis teks media. Yogyakarta: LKIS.
Badara, A. (2012). Analisis Wacana: Teori, Metode, dan Penerapannya pada Wacana Media.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H