Mohon tunggu...
Ashri Riswandi Djamil
Ashri Riswandi Djamil Mohon Tunggu... Guru - Belajar, belajar, dan belajar

wkwk land

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Itu Gampang, Ini Buktinya

25 Juni 2020   06:36 Diperbarui: 25 Juni 2020   06:31 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu ketika saya ditanya oleh seorang siswa di sekolah."Pak kasih tau dong cara ngehack facebook orang". Saat itu saya tidak langsung menanggapi selain senyum geli saja. Saya hanya memberi saran agar coba dia cari tahu sendiri. Sekarang sudah zaman digital, internet. The power of search engine yang masih didominasi Google. 

Sampai-sampai google yang notabene nama perusahaan, menjadi kata kerja baru. Buktinya? "Googling aja sendiri". Nah lho! Terjadi secara alami. Tahu-tahu orang-orang di seluruh bumi sudah menggunakan kata itu. Walaupun saya tidak tahu apakah sudah resmi atau belum. Tapi ini faktanya. Saking hebatnya mesin pencari itu mencari apapun yang orang-orang inginkan. Google adalah salah satu kecerdasan buatan atau Bahasa kerennya Artificial Intelligence disingkat AI.

Begitulah, jadi begini. Kembali ke pertanyaan murid saya tadi. Karena kebetulan saya mengajar TIK. Maka saya ditanya demikian. Seolah mereka anggap orang lulusan IT itu tahu segalanya tentang komputer. Padahal ilmu komputer itu sangat luas. Tapi ini menjadi tantangan bagi saya. 

Maka saya setidaknya harus tahu perkembangan yang terjadi cukup sangat pesat dan cepat belakangan ini. Maka saya jawab bahwa tidak ada aplikasi atau software manapun yang tinggal install, klik lalu kita bisa hack sesuatu di internet. Tidak ada! Butuh proses dan teknik tertentu. Kalau ada wah, gawat dong, dan pastinya harganya pasti mahal. Kalaupun ada software hack seperti itu, mungkin hanya dimiliki oleh lembaga tertentu yang bertujuan melawan kejahatan dunia siber. Sejauh ini saya belum, tidak pernah lihat ada software seperti itu.

Untuk bisa menjadi ahli di suatu bidang, tidak ada cara lain selain BELAJAR. Ya agar kita semua paham. Kata orang tua kalau mau pintar ya belajar. Belajar tidak bisa sekejap, ada prosesnya. Waktu yang akan membuktikan. Maka itu ada satu skill penting saat ini yang anak milenial harus miliki. Skill how to learn . ya kemampuan atau keterampilan untuk belajar. Bagaimana cara belajar. Ada banyak cara. Saya akan memberikan contoh yang sederhana saja. Secara umum. Ketika kita memiliki objektif apa yang mau kita bisa, maka kita harus mencari knowledge. 

Cari pengetahuannya. Lewat apa saja. Buku atau online tidak masalah. Kita cari terus knowledge yang pertama tergantung objek yang dituju. Setelah mendapat knowledgenya praktekkan objektifnya. Gagal, maka kembali ke proses awal lagi. Cari knowledge yang lain. Kemudian coba lagi. Ini cara belajar umum di bidang teknik ya seperti ilmu komputer, elektronik pokoknya yang sifatnya teknik.  

Sebagai contoh pertanyaan murid tadi. Cara nge hack facebook orang. Butuh teknik, butuh knowledge yang tepat. Maka lakukan cara belajar yang sudah saya jelaskan barusan. Rajin dan sabar. Dua ini saja yang dibutuhkan untuk dapat berhasil.

Tidak ada yang instan jika ingin menjadi bisa melakukan sesuatu. Butuh waktu. Ada tipe orang yang yang baru coba sekali, kemudian gagal. Lalu quit. Ada. Ada yang coba dua kali quit. Ada yang berusaha dua kali, tiga kali lalu quit. Banyak jadi memang harus sabar dan terus mencoba. Mungkin kita bisa belajar dari Edison yang menemukan lampu pijar ketika itu. 

Dia sudah melakukan seribu kali percobaan, masih gagal juga sampai akhirnya pada percobaan ke seribu sekian baru berhasil. Konsisten melakukan tambahan satu lagi selain rajin dan sabar dalam belajar. Terkadang menyesal diri ini ketika ingat dulu waktu sekolah, kuliah kok tidak rajin belajar dan berusaha. 

Ya sudahlah sudah terjadi. Dan keindahannya itu ada disini: TIDAK ADA kata Terlambat untuk BELAJAR. Ini yang membuat saya pribadi bisa bangkit kembali. Ini juga berlaku untuk hal lainnya. Seperti hidup sehat. Memulai hidup sehat. Intinya untuk berubah menjadi ke arah yang lebih baik itu tidak ada istilah terlambat.

Ada satu musuh dalam belajar yang harus kita waspadai. Bukan malas. Ketika kita sedang belajar malas bukan lagi menjadi hambatan. Kita sudah dalam posisi drive. Mengendarai yang sedang kit abaca dan pelajari. Ya betul namanya BOSAN. Iya ini adalah hambatan saat belajar. Bosan apalagi hanya berkutat dengan buku atau jurnal online. Atau bahkan melihat video teknik hacking bahkan. Pasti makhluk satu ini akan datang pada saat yang tak terduga. Memang bosan itu harus kita lawan.

Ini pengalaman pribadi saya. Ketika saya ingin mempelajari sesuatu. Yaitu salah satu teknik hacking yang bernama Penetration Testing. Salah satu cara tes keamanan sebuah website. Saya saat itu mendapatkan materi belajar yang konstruktif, runut dari awal sampai akhir. Ternyata... membosankan. Saya harus banyak baca. Belum lagi istilah teknis yang lumayan mengerutkan kening dan pastinya butuh waktu yang lama. Hanya dengan membaca. Memahami konsep terlebih dahulu. Akhirnya saya quit. Menyerah dan pindah ke topik lain. Memalukan memang tapi ini menjadi pembelajaran bagi pembaca semua. Semoga kalian jauh lebih baik dari saya. Terutama anak-anak muda milenial.

Beda zaman beda tantangan. Justru tantangan besar milenial saat ini adalah kemudahan yang kalian dapat. Banyak hal yang membuat kita terlena atau terbelah fokus kita saat belajar. Zaman dulu tantangannya adalah sulitnya memperoleh informasi. Harus ke perpustakaan, beli buku yang tidak ada di perpustakaan, bahkan untuk sekedar membaca berita harus ke kios koran atau majalah untuk membelinya. 

Nah zaman sekarang justru kemudahan mendapat informasi yang menjadi tantangannya. Saking mudahnya informasi di genggaman tangan kita. Kita terjebak pada informasi salah, hoax, penipuan, dan kawan-kawannya. Saat ini mlenial harus menguasai kemampuan Critical Thinking . kemampuan berpikir kritis. Tidak mudah percaya dengan informasi yang bertebaran. Mampu membedakan mana hoax mana bukan. Berarti kemampuan analisis kita harus tajam. Always question everything.  

Kemauan dari dalam diri sendiri untuk selalu belajar juga tidak bisa datang dari luar. Harus kesadaran sendiri yang melakukannya. Bahasa psikolognya self consciousness harus besar. Motivator yang biasa kita lihat berbicara di depan audien. Mungkin efeknya ketika mengikuti sesi seminarnya. Tapi siapa yang bisa menjamin semangat itu terus ada? Tidak ada. Kita sendiri yang harus mengaturnya. Saya suka dengan istilah settingan sendiri yang bisa melakukannya. Ya kita sendiri. 

Saya contohnya yang harus men setting pikiran, hati, dan kesadaran. Dalam keadaan sadar. Seorang penulis buku bisnis bernama Mardigu WP pernah mengatakan dalam videonya. "hati-hati berbicara dengan diri sendiri". Kita harus berbicara yang baik-baik dengan diri sendiri. Setiap saat. Sederhananya menerapkan pikiran positif pada diri sendiri. 

Misalnya. Dalam hati saja bicaranya. "semua akan baik-baik saja, "Tuhan itu baik"."saya pasti bisa melalui semua ini". "bisa, bisa, bisa!". Contohnya begitu. Terus kita lakukan setiap hari setiap saat. Akan terbentuk mental positif yang akan mempengaruhi perilaku kita. Saya sedang menjalankannya. Hasilnya? Kita tunggu saja. Semoga hari-hari anda penuh kebahagiaan dan kesuksesan. Tidak lupa selalu sehat! Salam .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun