“Kehancuran adalah jalan menuju perubahan”. Kutipan dari film eat pray love yang sayangnya kurang sukses di pasaran, kebalikan dari novelnya yang best seller. Entah dari mana kalimat itu bisa meluncur dari Elizabeth sang tokoh utamanya. Tapi itu membuat saya jadi berpikir. Gara-gara kamu Liz! Ada yang bisa saya bahas dari kalimat singkat itu tapi memiliki makna. Seperti begini sesuatu dari tidak ada menjadi ada, adalah suatu proses. Mudahnya begini sebagai contoh. Untuk membuat sebuah kue bolu lezat itu diawali dari tepung yang bentuknya sama sekali tidak menarik. Kemudian dicampur telur, gula, mentega dll. Dan diolah demikian rupa dan jadilah kue bolu yang rasanya lezat dibandingkan sebelum jadi. Ya sebelum terbentuk menjadi indah dan bermanfaat sesuatu itu terlihat hancur. Ilustrasinya ya itu tadi tepung kan terlihat tidak berbentuk kemudian mengalami perubahan menjadi kue bolu, bisa jadi roti, mie, dan makanan lezat lainnya.
Artinya, tidak ada perubahan tanpa ada kehancuran seperti kutipan di atas. Well tidak harus hancur juga, tapi ini adalah gambaran yang cukup kontras. Yaitu kata hancur adalah jalan untuk berubah. Seperti dari puing menjadi bangunan atau sebaliknya. Menurut saya ini adalah kalimat yang berisi motivasi. Banyak orang termasuk saya sendiri yang takut mencoba sesuatu yang baru, takut gagal, takut tidak berhasil, takut dilecehkan orang, takut dihina dan lain-lain macam takut. Padahal belum tentu apa yang kita kuatirkan akan terjadi, walaupun belum tentu juga yang kita kuatirkan tidak terjadi alias jadi kenyataan. Adapula ungkapan “kamu adalah apa yang kamu pikirkan”. So… be positive aja. Just do it !, lakukan apa yang mau kamu lakukan kalau itu baik buatmu. Persoalan komentar orang lain dan yang lainnya itu nanti. Kata mas Pandji Pragiwaksono harus berani mengubah dalam bukunya itu. Ya harus berani berubah merupakan tag line atau slogan yang sangat popular belakangan ini. Tapi sepertinya belum cukup popular untuk dilakukan.
Kembali pada pembahasan awal lagi. Hancur sebagai jalan menuju perubahan. Ini kok sepertinya menginspirasi saya dan motivating bagi saya. Terkadang kalau tidak diberi sakit oleh Tuhan kita begitu mengabaikan sehat. Sehingga ketika sakit datang kita baru sadar. Ini yang terjadi pada diri saya. Setelah terkena penyakit saya baru sadar akan pentingnya hidup sehat. Tidak bergadang yang tidak penting, tidak merokok misalnya, makan bergizi, dan olah raga teratur. Yang mungkin belum sepenuhnya saya jalani adalah berpikir selalu positif. Ini menyangkut kesehatan jiwa dan pikiran. Bersyukur apa yang ada dan jalani dengan ikhlas dan semangat.
Ya saya pernah mengalami kehancuran yaitu sakit tadi. Maka terjadilah perubahan sedikit demi sedikit saya lakukan dan hasilnya tidak mengecewakan. Badan terasa lebih fit bahkan nyaris tanpa kena penyakit yang biasa menghampiri seperti flu dan sakit kepala. Mulai menghindari konsumsi obat-obatan kimia. Perbanyak minum air dan tidur tidak larut malam. Ya perubahan itu telah saya rasakan manfaatnya. Sekarang harus melakukan perubahan yang lainnya. Seperti ingin lebih produktif menulis. Banyak membaca buku, dan … segera menyelesaikan tugas akhir kuliah. Untuk yang terakhir disebutkan memang perlu ide-ide baru, semangat yang konsisten, kemauan untuk segera selesaikan yang tinggi. Ya saya sedang berusaha. Semoga setiap yang hancur itu bisa berubah menjadi bangunan kokoh. Masih banyak tugas yang harus kita selesaikan, kemerdekaan itu hanyalah awal. Tapi bagaimana untuk mengisi kemerdekaan sekian puluh tahun Indonesia ini dengan hal-hal yang bermanfaat. Yang sebentar lagi akan kita peringati. From nothing to something
Depok, 26 Juli 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H