Mohon tunggu...
Ashri Ramadhan
Ashri Ramadhan Mohon Tunggu... Administrasi - Akademisi Pemberdayaan Masyarakat

Seorang Akademisi di bidang Pengembangan Masyarakat Islam, Berusaha untuk terus belajar dan berbagi pengetahuan melalui pengalaman di lapangan dan kontribusi dalam masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Dinamika Pendidikan di Era AI

25 November 2024   20:42 Diperbarui: 25 November 2024   21:12 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Pendidikan di era kecerdasan buatan (AI) menghadapi tantangan dan peluang yang signifikan dalam transformasi proses belajar mengajar. AI telah membawa perubahan besar, mulai dari pembelajaran yang dipersonalisasi hingga otomatisasi administratif, yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan. Salah satu poin penting adalah kemampuan AI untuk menyediakan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan individu, memungkinkan siswa belajar dengan kecepatan mereka sendiri. Menurut penelitian oleh Luckin et al. (2016), AI mampu menciptakan pengalaman belajar adaptif yang lebih responsif terhadap gaya belajar siswa. Hal ini menjadi dasar bahwa AI dapat memperbaiki kesenjangan dalam pendekatan pengajaran tradisional.

Namun, transformasi ini juga menimbulkan tantangan, terutama terkait keadilan akses dan risiko dehumanisasi pendidikan. Penggunaan AI memerlukan infrastruktur teknologi yang memadai, yang sayangnya belum merata di banyak wilayah. Penelitian oleh West (2019) menunjukkan bahwa hanya 53% institusi pendidikan di negara berkembang memiliki akses ke teknologi dasar yang mendukung integrasi AI. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa ketergantungan pada AI dapat mengurangi interaksi manusiawi antara guru dan siswa, yang merupakan elemen penting dalam pembentukan karakter dan nilai-nilai sosial.

Efektivitas AI dalam pendidikan juga bergantung pada bagaimana pendidik dilibatkan dalam proses adaptasi teknologi ini. Guru memegang peran strategis sebagai fasilitator yang dapat menjembatani antara teknologi dan siswa. Menurut penelitian UNESCO (2022), pelatihan guru dalam menggunakan teknologi AI secara optimal meningkatkan keberhasilan program berbasis teknologi hingga 70%. Dengan demikian, keterlibatan aktif guru dalam penerapan teknologi ini sangat penting untuk memastikan bahwa pendidikan tetap berpusat pada kebutuhan siswa.

Kesimpulannya meskipun AI membawa peluang besar untuk memperbaiki kualitas dan inklusivitas pendidikan, tantangan seperti kesenjangan akses dan hilangnya aspek humanis harus diatasi dengan strategi yang holistik. Dukungan kebijakan, pelatihan guru, serta pengembangan infrastruktur adalah elemen kunci untuk menjamin implementasi AI yang efektif dan merata. Dengan menyeimbangkan manfaat teknologi dan pendekatan humanis, pendidikan dapat menghadapi era AI sebagai peluang, bukan ancaman.

by. ashri ramadhan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun