Pendidikan di era kecerdasan buatan (AI) menghadapi tantangan dan peluang yang signifikan dalam transformasi proses belajar mengajar. AI telah membawa perubahan besar, mulai dari pembelajaran yang dipersonalisasi hingga otomatisasi administratif, yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan. Salah satu poin penting adalah kemampuan AI untuk menyediakan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan individu, memungkinkan siswa belajar dengan kecepatan mereka sendiri. Menurut penelitian oleh Luckin et al. (2016), AI mampu menciptakan pengalaman belajar adaptif yang lebih responsif terhadap gaya belajar siswa. Hal ini menjadi dasar bahwa AI dapat memperbaiki kesenjangan dalam pendekatan pengajaran tradisional.
Namun, transformasi ini juga menimbulkan tantangan, terutama terkait keadilan akses dan risiko dehumanisasi pendidikan. Penggunaan AI memerlukan infrastruktur teknologi yang memadai, yang sayangnya belum merata di banyak wilayah. Penelitian oleh West (2019) menunjukkan bahwa hanya 53% institusi pendidikan di negara berkembang memiliki akses ke teknologi dasar yang mendukung integrasi AI. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa ketergantungan pada AI dapat mengurangi interaksi manusiawi antara guru dan siswa, yang merupakan elemen penting dalam pembentukan karakter dan nilai-nilai sosial.
Efektivitas AI dalam pendidikan juga bergantung pada bagaimana pendidik dilibatkan dalam proses adaptasi teknologi ini. Guru memegang peran strategis sebagai fasilitator yang dapat menjembatani antara teknologi dan siswa. Menurut penelitian UNESCO (2022), pelatihan guru dalam menggunakan teknologi AI secara optimal meningkatkan keberhasilan program berbasis teknologi hingga 70%. Dengan demikian, keterlibatan aktif guru dalam penerapan teknologi ini sangat penting untuk memastikan bahwa pendidikan tetap berpusat pada kebutuhan siswa.
Kesimpulannya meskipun AI membawa peluang besar untuk memperbaiki kualitas dan inklusivitas pendidikan, tantangan seperti kesenjangan akses dan hilangnya aspek humanis harus diatasi dengan strategi yang holistik. Dukungan kebijakan, pelatihan guru, serta pengembangan infrastruktur adalah elemen kunci untuk menjamin implementasi AI yang efektif dan merata. Dengan menyeimbangkan manfaat teknologi dan pendekatan humanis, pendidikan dapat menghadapi era AI sebagai peluang, bukan ancaman.
by. ashri ramadhan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H