Mohon tunggu...
Ashlih Kun
Ashlih Kun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hadis

Jangan ragu dalam kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kajian Hadis: Anak Sholeh Tabungan Orangtua di Akhirat

21 Juli 2023   06:49 Diperbarui: 21 Juli 2023   06:51 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak dengan orang tua pada dasarnya bukan hanya sekedar memiliki hubungan darah, melainkan juga memiliki aspek-aspek lain yang terkandung di dalamnya, seperti halnya kasih sayang, nafkah lahir dan nafkah batin. Kita tahu bahwa memberikan nafkah adalah tugas dari orang tua, akan tetapi perihal memberikan kasih sayang bukan hanya orang tua kepada anak, akan tetapi juga sebaliknya anak kepada orang tua. Adapun sebagai anak itu sendiri juga tidak akan menjadi sholeh tanpa adanya usaha atau tirakat dari orang tua, seperti:

Pertama, memberikan nafkah dan makanan yang halal. Memberikan nafkah dan makanan yang halal sangat perlu untuk diperhatikan, karena memberikan nafkah dan makanan yang haram justru akan dapat merusak hati. Bisa dibayangkan jika anak memakan dari hasil curian atau menipu, tubuh anak akan terkontaminasi dengan daging-daging yang haram. Itulah kenapa anak sering membangkang, bandel dan tidak mau diatur. Kita semua tahu bahwa anak terlahir dalam keadaan yang masih bersih, suci dan belum kemasukan apapun. Oleh karena itu, penting bagi orang tua memberikan nafkah yang halal.

Kedua, memberikan pembelajaran yang baik. Berkaitan dengan pertumbuhan perilaku dan hati anak, memberikan pembelajaran kepada anak dapat dilakukan orang tua mulai dari anak menginjak masa balita, misalnya: orang tua sering membaca Al-Qur’an dihadapan anak, sering membaca shalawat dan selalu berkata-kata dengan baik. Tidak hanya itu, ketika anak sudah memasuki masa sekolah, orang tua bisa memasukkan di sekolah yang baik dan senantiasa mengawasi anak supaya tidak terjerumus kepada sesuatu yang buruk. Begitupun juga ketika anak sudah menginjak masa dewasa dan seterusnya, sebagai orang tua jangan segan-segan untuk mengingatkan anak terhadap perihal atau perbuatan yang baik.

Menjadi orang tua juga harus mengetahui bahwa setiap anak memiliki keunikan, potensi dan kecenderungan masing-masing. Mareka tidak bisa disamakan, baik itu dalam hal perlakuan maupun kemampuannya. Metode pendidikan dan perlakuan yang berhasil diterapkan kepada seorang anak, belum tentu cocok bila diterapkan kepada anak yang lain, walaupun berasal dari ayah dan ibu yang sama. Oleh kerana itu, orang tua dituntut untuk dapat keatif dalam mendidik anak-anaknya.

Ketika anak diberikan nafkah dari yang halal-halal dan diberikan pembelajaran atau didikan dengan baik, maka orang tua akan memetik hasil dari usaha yang mereka tanam. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis shahih Muslim:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Shahih Muslim 3084: Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat baginya dan anak shalih yang selalu mendo’akannya."

Dalam hadis tersebut disebutkan bahwa ketika manusia meninggal dunia, mereka akan tetap menerima pahala pahala yang tidak terputus, salah satunya dengan mempunyai anak yang shalih. Anak yang shalih senantiasa taat kepada Allah Swt dan kepada orang tua, dia tidak akan lupa mendo’akan orang tuanya dan akan selalu beramal yang baik-baik. Itulah mengapa kita sebagai orang tua harus pandai-pandai mendidik anak supaya anak memiliki akhlak atau kepribadian yang baik, sehingga anak nantinya juga akan dapat mengajarkan kebaikan-kebaikan kepada orang lain dan juga ke anak turunnya begitupun seterusnya. Di samping semua itu, peran seorang ibu untuk senantiasa mendo’akan anaknya juga tidak kalah penting, karena do’a ibu mudah diijabah oleh Allah Swt. Oleh karena itu, wahai ibu apapun yang terjadi tetaplah berdo’a yang baik-baik untuk anak kalian.

Allah berfirman dalam QS. Al-Imran Ayat 38 yang berbunyi:

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّه ۚ قَالَ رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۚ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ

38. Disanalah Zakaria berdo’a kepada Tuhannya. Dia berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar do’a.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun