Mereka mencari tahu di mana mereka akan pergi dengan membaca buku dan mencari informasi tentang tempat-tempat yang indah di luar kota. Setelah beberapa minggu melakukan riset, mereka memutuskan untuk pergi ke Pulau Lombok. Mereka tergoda oleh keindahan pantai berpasir putih, samudera yang biru luas, dan keramahan penduduk di sana.
Hari yang dinantikan pun tiba. Hani dan Lucas pergi dari Tangerang dengan harapan baru dan semangat untuk
menemukan hidup yang lebih baik. Mereka meninggalkan segala sesuatu di belakang: pekerjaan yang membosankan, kebisingan kota besar, dan kehidupan yang membatasi.
Di Pulau Lombok, Hani dan Lucas menikmati hidup mereka dengan sederhana. Mereka tinggal di pondok kecil di tepi pantai, menikmati pemandangan matahari terbenam yang indah, dan menjalani hidup dengan tenang dan damai. Tidak ada keramaian, hanya suara deburan ombak yang menenangkan.
Namun, meski hidup di Pulau Lombok sungguh menyenangkan, Hani merasa ada sesuatu yang kurang dalam hidupnya. Setiap hari, ketika dia berjalan-jalan di sepanjang pantai, dia mengingat Tangerang - tempat tempat dia dan Lucas
bertemu pertama kali. Dia merindukan bisingnya kota, keramaian, dan orang-orang yang dia kenal.
Saat Hani mengungkapkan perasaannya kepada Lucas, Lucas pun memiliki rindu yang sama. Meski mereka telah menemukan kedamaian di Pulau Lombok, mereka merindukan kehidupan yang telah mereka tinggalkan di Tangerang.
Akhirnya, setelah berbulan-bulan menjalani hidup tanpa keramaian dan kemewahan kota seperti Tangerang, Hani dan Lucas memutuskan untuk kembali ke kota yang mereka tinggalkan. Mereka tahu bahwa mereka mencintai kehidupan yang penuh dengan orang-orang dan kegembiraan.
Kembali di Tangerang, Hani dan Lucas melakukan perubahan dalam hidup
mereka. Mereka memutuskan untuk tidak terlalu terlibat dalam rutinitas yang membosankan dan menghargai setiap momen kehidupan mereka. Mereka juga memanfaatkan waktu luang mereka untuk menjelajahi tempat-tempat baru yang menarik dan menghabiskan waktu dengan teman-teman yang mereka cintai.
Hidup Hani dan Lucas di Tangerang tidak lagi menjadi neraka yang membosankan. Mereka menemukan keseimbangan yang tepat antara suasana kota yang bising dan ketenangan Pulau Lombok. Mereka menyadari bahwa kehidupan tidak selalu sempurna, tetapi mereka memilih untuk bersyukur dan mencintai perbedaan yang ada dalam hidup mereka.