Salah satu alasan kenapa banyak investor lebih senang berinvestasi kepada sektor hijau sendiri adalah karena mereka tidak berhadapan dengan pengenaan pajak yang lebih tinggi.Â
Bank Indonesia (BI) sebagai ujung tombak dalam pengembangan inisiatif keuangan berkelanjutan harus bisa menganalisis tren investasi ini agar Indonesia bisa lebih maju kedepannya dengan mendukung program seperti Asian Green Bond Fund ini.
Bank Indonesia (BI) yang tengah mendorong sektor keuangan perbankan dan pasar keuangan untuk memberikan pembiayaan ke sektor hijau agar Indonesia tidak terhambat kinerja ekspornya. Diperlukan juga ada dukungan dari otoritas dan pemerintah dari sisi regulasi untuk mendukung pengembangan ekonomi hijau seerti contohnya adalah memberikan insentif kepada sektor-sektor hijau.Â
Diperlukan juga inovasi pada instrumen keuangan untuk pembiayaan ekonomi hijau. Tentu jika mengamati tren saat ini juga sudah bisa ditebak bahwa kedepan akan lebih banyak proyek-proyek hijau di berbagai belahan dunia.Â
Adanya Asian Green Bond Fund ini menjadi hal yang sangat menguntungkan bagi Indonesia.Â
Apabila Indonesia dapat menjadi yang paling depan dalam investasi hijau ini akan dapat dipastikan bahwa ini akan berdampak sangat baik pada ekonomi kita sesuai dengan apa yang diprioritaskan dari Presidensi Indonesia dalam G20 tahun 2022 ini.
G20 mengutip dari laman bi.go.id adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). G20 adalah representasi lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia. Anggota G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.
Pada awalnya, G20 merupakan pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Namun sejak 2008, G20 menghadirkan Kepala Negara dalam KTT dan pada 2010 dibentuk pula pembahasan di sektor pembangunan. Sejak saat itu G20 terdiri atas Jalur Keuangan (Finance Track) dan Jalur Sherpa (Sherpa Track).
Sekretariat G20 tidak tetap sehingga selalu berganti tiap tahun. Sebagaimana yang sudah ditetapkan dalam Riyadh Summit 2020, Indonesia adalah pemegang Presidensi G20 pada 2022.Â
Sebagai tuan rumah di ajang besar ini, Indonesia mengangkat tema "Recover Together, Recover Stronger" untuk mengajak seluruh dunia untuk saling bahu membahu dan saling mendukung untuk pulih bersama serta bahkan untuk tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.