Mohon tunggu...
ashilahqothrunnadanadhifah
ashilahqothrunnadanadhifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Analisis Kepribadian Tokoh Dikta dalam novel "Dikta dan Hukum" menggunakan teori Carl Gustav Jung

10 Desember 2024   15:16 Diperbarui: 10 Desember 2024   15:16 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kutipan tersebut adalah bagian dari diri seseorang yang tidak ingin diakui atau disadari, seperti ketakutan, kelemahan, dan sifat negatif.

Dikta juga dapat dilihat sebagai representasi dari arketipe The Hero yang berusaha mengatasi tantangan dan menemukan tujuan hidupnya.

Pemeran utama menghadapi banyak tantangan yang membawanya ke sisi gelap ini, termasuk kemarahan dan frustrasi ketika sistem hukum yang korup menghalanginya dalam memperjuangkan kebenaran.

Proses individuasi dalam teori Jung mencakup integrasi berbagai aspek dari diri menjadi satu kesatuan utuh. Dalam novel, perjalanan Dikta menuju pemahaman diri dan penerimaan atas berbagai aspek kepribadiannya menggambarkan proses ini. Ia belajar untuk mengakui sisi gelapnya, sekaligus berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

 "Aku harus belajar menerima semua bagian diriku, meski ada yang tersembunyi dalam bayang-bayang."

Konflik antara persona dan shadow pada diri Dikta sangat jelas terlihat. Ia berusaha keras mempertahankan citra sempurna yang telah ia bangun, namun di sisi lain, ia juga berjuang dengan sisi gelap yang ingin ia sembunyikan.

 Adapun pemeran utama ini memiliki sifat negatif thinking dan judging membuat ia cenderung rasional dan objektif dalam memandang dunia. Namun, adanya sisi feeling (perasaan) yang terpendam membuatnya rentan terhadap emosi.

Berdasarkan analisis di atas, Dikta kemungkinan besar memiliki tipe psikologis INTJ (Introverted, Intuitive, Thinking, Judging).

Dikta adalah karakter yang kompleks dengan berbagai lapisan kepribadian. Melalui teori Jung, kita dapat memahami lebih dalam tentang perjuangannya untuk menemukan keseimbangan antara persona dan shadow. Konflik internal ini menjadi salah satu daya tarik utama dalam karakternya.

 Dengan menggunakan teori Jung, kita dapat menggali lebih dalam makna di balik karakter-karakter dalam sebuah karya sastra. Semoga analisis ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kepribadian Dikta.
Melalui analisis ini, terlihat bahwa perjalanan kepribadian Dikta menunjukkan pertarungan antara idealisme dan realitas yang kompleks. Dengan memahami kepribadiannya melalui teori Jung, pembaca dapat melihat bagaimana konflik internal Dikta membentuk motivasi dan tindakannya dalam menghadapi ketidakadilan. Novel ini bukan hanya sekadar cerita, namun juga sebuah eksplorasi mendalam tentang identitas dan pencarian makna hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun