Tak heran jika saat ini dunia menulis merupakan dunia yang banyak diminati, mengingat media tulisan yang semakin mudah diakses, dan setiap orang bisa dengan mudahnya menulis dan menuangkan ide tanpa terbatas oleh tempat maupun waktu. Akan tetapi, banyak diantara mereka yang kesulitan memasuki dunia menulis karena kurangnya kepercayaan diri.Â
Tak banyak diantara mereka yang menyadari bahwa kurangnya kepercayaan diri itu muncul dari keyakinan mereka pada mitos-mitos yang banyak tersebar di dunia menulis, dan akhirnya menjadi hambatan bagi mereka.
Dikutip dari uraian Dr. Aep Kusnawan M.Ag dalam bukunya, berikut 6 mitos beserta realitasnya:
1. Menulis adalah bakat
Masih banyak orang beranggapan bahwa menulis merupakan sebuah bakat, yang berarti bahwa orang yang tidak memiliki bakat tersebut tidak akan mampu menjadi penulis. Padahal semua orang yang bisa menulis memiliki potensi untuk menulis, karena 90% keberhasilan menulis bergantung pada kesungguhan dan kerja keras. Dan setiap orang yang bisa menulis pun pada dasarnya sudah memiliki bakat.
2. Tulisan dari penulis yang "sesungguhnya" berasal dari ide (inspirasi) yang kuat.
Orang yang mempercayai mitos tersebut mengira bahwa penulis "sesungguhnya" tidak membutuhkan banyak waktu untuk menulis, ia hanya menantikan datangnya ide lalu langsung tertuang dalam bentuk tulisan. Faktanya kecepatan proses menuangkan gagasan bergantung pada pengalaman penulis selama belajar dan latihan menulis.
3. Penulis "sesungguhnya" rata-rata genius.
Dengan anggapan ini juga akhirnya mereka meyakini bahwa tulisan setiap orang yang genius akan selalu bagus, padahal setiap orang berpotensi menulis dengan baik, tergantung pada usahanya dan pengalamanannya dalam mengembangkan tulisan.
4. Semakin bagus inspirasinya, semakin baik kualitas tulisan yang dihasilkan.
Dalam realita, kualitas tulisan seseorang dihasilkan dari kemahirannya dalam menulis, dan kemahiran itu adalah hasil dari kesungguhannya dalam belajar, latihan, dan pembiasaannya dalam menulis.