Mohon tunggu...
Ashdaq Fillah
Ashdaq Fillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif Universitas Airlangga.

Mahasiswa aktif Prodi D3 Teknik Gigi, Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dalang di Balik Kelangkaan Minyak Goreng, Bagaimana Usaha Pemerintah?

25 Juni 2022   19:33 Diperbarui: 25 Juni 2022   19:43 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sudah kurang lebih 2 tahun pandemi COVID-19 mewabah di Indonesia bahkan di dunia. Banyak sekali dampak negatif dari virus tersebut. Tentunya, juga berdampak pada tiap negara di seluruh penjuru dunia. Gerakan bersama dilakukan oleh seluruh negara di dunia untuk memutus penyebaran virus COVID-19. Seperti di Indonesia, selain pemberlakuan pembatasan aktivitas masyarakat juga adanya pengadaan vaksinasi.

Selain itu, Pandemi COVID-19 juga berpengaruh besar pada bidang perekonomian di Indonesia, baik dari sisi perekonomian wisata maupun sisi perekonomian perdagangan. Perekonomian yang mendadak tidak stabil bahkan turun drastis. Namun, setelah pandemi mulai berlalu pemerintah juga berusaha keras untuk memulihkan kembali perekonomian.

Tetapi, faktanya masih ada permasalahan pada perekonomian perdagangan di Indonesia. Masih banyak penyediaan barang rumah tangga yang langka, bahkan mengalami kenaikan yang drastis melihat efek dari kelangkaan tersebut. Seperti contoh salahsatu komoditas penting bagi masyarakat yaitu minyak goreng. Minyak goreng merupakan komoditas penting karena memiliki kontribusi yang besar pada masyarakat. Hal tersebut karena minyak goreng adalah salahsatu barang yang dikonsumsi masyarakat setiap harinya. Banyak juga mata pencaharian dari masyarakat yang membutuhkan minyak goreng setiap harinya.

Kelangkaan minyak goreng disebabkan oleh banyak faktor. Seperti lebih tinggi permintaan dari konsumen dalam tiap harinya daripada penyediaan barang dari pihak produsen. Banyak fakta yang mengatakan bahwa produsen minyak goreng swasta lebih memilih mengekspor ke luar negeri, karena melihat tingginya permintaan masyarakat luar negeri terhadap minyak goreng. Bisa jadi beberapa negara belahan dunia yang sedang mengalami gelombang ketiga COVID-19, sehingga terjadi kenaikan permintaan tersebut.

Tentunya, berpengaruh besar terhadap harga jual yang menguntungkan produsen. Faktor selanjutnya, kelangkaan minyak goreng ini juga pengaruh oleh program pemerintah yang sedang berjalan yaitu program B30. Program tersebut merupakan produksi biodesel dengan pemanfaatan minyak jenis solar.

Banyak usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah, seperti melakukan reshuffle menteri perdagangan baru yaitu Zulkifli Hasan dan telah menjalankan program Minyak Goreng Curah Rakyat (MGCR) dengan cara mengamankan stok minyak goreng curah serta terjangkau bagi masyarakat. Mendag Zulhas terus melakukan sidak langsung di lapangan dengan tujuan memantau penyebaran minyak goreng agar masyarakat mudah dalam membeli MGCR.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun