Kita Masih(kah) Berteman, Teman
Ini untuk saya
Berapa jam yang kau habiskan untuk menatap layar elektronik itu? pernahkah kau menghitungnya? Atau kau tak sadar ternyata waktu untuk menatap layar elektronik itu lebih besar daripada yang lainnya?
Ini untuk saya lagi
Sejak kapan kau pegang benda itu? perubahan apa yang kau alami? Berapa jumlah temanmu sekarang? Tunggu, teman kau artikan apa? Nyata atau maya? Kapan terakhir kau bertemu temanmu yang barusan kau sapa lewat benda itu?
Lagi-lagi untuk saya
Apa yang kau artikan dari bersosial? Berapa jumlah temanmu di media sosial? Media sosial yang nyata atau maya? Kalau kau bersosial dengan di media sosial maya, kapan terakhir kau menyapa temanmu? Kapan akan bertemu?
Masih untuk saya
Pernahkah kau kesepian padahal jumlah temanmu di media sosial terus bertambah? Pernahkah kau melihat perubahan wajah temanmu? Apakah kau tau mau mencium bau badannya, menepuk pundaknya, berbagi jaket untuk menghangatkannya, minum kopi segelas bersama-sama?
Sekali lagi untuk saya
Kau punya Handphone? Berapa jumlah daftar nomer telepon yang kau simpan? Kapan terakhir kau menyapanya? Masih aktifkah nomer itu? masih hidupkah temanmu?
Ini benar-benar untuk saya
Lima tahun terakhir bisa kau hitung berapa temanmu? Kapan kau mengunjunginya? Bercerita, bertatap muka di rumahnya? Benarkah lima tahun terakhir kau tak sekalipun ke rumah temanmu yang tak berjarak? Apa kau masih hidup atau dia masih hidup?
Saya tegaskan ini untuk saya
Maukah kau berbagi waktu denganku? Maukah kau mengunjungi atau kukunjungi? Maukah menghabiskan waktu denganku? Maukah kau mencelaku, menasihatiku, menolongku? Maukah kau menyentuhku? Maukah kau merusak tatanan rambutku, menarik kupungku, memukul tanganku, menendang kakiku, menginjak sepatuku? Mau kau bertemu denganku, teman?
Arogenji. Semarang, 8 Februari 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H