Mohon tunggu...
Aro Genji
Aro Genji Mohon Tunggu... wiraswasta -

logis, kritis, dan optimis

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kita Masih(kah) Berteman, Teman

9 Februari 2015   01:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:35 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita Masih(kah) Berteman, Teman

Ini untuk saya


Berapa jam yang kau habiskan untuk menatap layar elektronik itu? pernahkah kau menghitungnya? Atau kau tak sadar ternyata waktu untuk menatap layar elektronik itu lebih besar daripada yang lainnya?

Ini untuk saya lagi

Sejak kapan kau pegang benda itu? perubahan apa yang kau alami? Berapa jumlah temanmu sekarang? Tunggu, teman kau artikan apa? Nyata atau maya? Kapan terakhir kau bertemu temanmu yang barusan kau sapa lewat benda itu?

Lagi-lagi untuk saya

Apa yang kau artikan dari bersosial? Berapa jumlah temanmu di media sosial? Media sosial yang nyata atau maya? Kalau kau bersosial dengan di media sosial maya, kapan terakhir kau menyapa temanmu? Kapan akan bertemu?

Masih untuk saya

Pernahkah kau kesepian padahal jumlah temanmu di media sosial terus bertambah? Pernahkah kau melihat perubahan wajah temanmu? Apakah kau tau mau mencium bau badannya, menepuk pundaknya, berbagi jaket untuk menghangatkannya, minum kopi segelas bersama-sama?

Sekali lagi untuk saya

Kau punya Handphone? Berapa jumlah daftar nomer telepon yang kau simpan? Kapan terakhir kau menyapanya? Masih aktifkah nomer itu? masih hidupkah temanmu?

Ini benar-benar untuk saya

Lima tahun terakhir bisa kau hitung berapa temanmu? Kapan kau mengunjunginya? Bercerita, bertatap muka di rumahnya? Benarkah lima tahun terakhir kau tak sekalipun ke rumah temanmu yang tak berjarak? Apa kau masih hidup atau dia masih hidup?

Saya tegaskan ini untuk saya
Maukah kau berbagi waktu denganku? Maukah kau mengunjungi atau kukunjungi? Maukah menghabiskan waktu denganku? Maukah kau mencelaku, menasihatiku, menolongku? Maukah kau menyentuhku? Maukah kau merusak tatanan rambutku, menarik kupungku, memukul tanganku, menendang kakiku, menginjak sepatuku? Mau kau bertemu denganku, teman?

Arogenji. Semarang, 8 Februari 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun