REVOLUSI SPIRITUAL.
Jagad raya ini dengan isinya kekal menjadi saksi utama independen yang berpihak pada “realita kebenaran” kehidupan manusia. Yang senantiasa dihiasi dengan tontonan pertarungan antara mereka yang beriman dengan mereka yang juga beriman.
Yaitu antara mereka yang “beriman kepada realita—kebenaran mutlak,” dengan mereka yang “kafir”—mendustakan-kebenaran.
Gelar perkara terbuka terbatas sudah usai ditunaikan. Semua unsur sudah terpenuhi. Maka Ahok sudah ditetapkan sebagai tersangka dengan tuduhan menista agama.
Artinya dalam waktu dekat seluruh dunia akan menyaksikan hari penentuan nasib (?) di NKRI. Bagi para penista agama. Sebuah tontonan yang mungkin terbaik, termahal dan termulia dalam sejarah kehidupan bernegara yang bertuhan. Yang sudah-sudah. Sejak berabad silam persoalan penista agama hampir selalu berlumuran darah. Seperti yang dialami Syeh Siti Jenar.
Baik yang dituduh maupun yang menuduh sesungguhnya sama-sama diadili. Penuduh bisa berarti kalah jika terdakwa bisa membuktikan dirinya tidak pernah menista agama, ulama dan Quran.
Pengadilan akan menunjukkan yang kotor akan kelihatan kotorannya. Dan sebaliknya. Mari bersabar.
Demo 411. Memperlihatkan realita bahwa seluruh dunia sungguh-sungguh hanya butuh polri—pemerintah Indonesia, peka dan tanggap terhadap perasaan bangsa yang terombang-ambing oleh berbagai kepentingan beberapa pihak yang ada di NKRI.
Berbagai kepentingan memanas. “Terekam dan terpancar” dari demo 411. Kurang hati-hati menyikapi bisa membuat kualitas berbangsa, bernegara dan beragama tercederai. Dan sangat membahayakan negara. Kepentingan itu antara lain:
Kepentingan aparat negara untuk selalu waspada, bisa mengendalikan diri, bersikap sabar, tegas demi keamanan dan ketertiban hidup bersama.
Kepentingan rakyat menyelenggarakan amanah konstitusi. Melaksanakan pilkada 2017, serentak.