Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kedudukan Tuhan dan Negara di Mata Para Leluhur Bangsa Indonesia.

14 April 2020   17:11 Diperbarui: 14 April 2020   18:45 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

REVOLUSI SPIRITUAL

Ada pandangan yang dinasihatkan para leluhur yaitu tentang Kedudukan Tuhan terhadap UmatNYA (manusia bersama jin, setan, iblis malaikat) dan seluruh mahluk hidup (tumbuhan, hewan, bakteri, virus), seperti sama halnya antara kedudukan "Negara dengan Rakyat, aparatur penyelenggara negara dan dengan Presidennya."

Para leluhur menasihatkan bahwa
Tuhan dan Negara adalah Sumber Kekuasaan yang Memberi dan Membatasi kekuasaan kepada setiap yang berkuasa.
Maksudnya, setiap kekuasaan  dibatatsi oleh kekuasaan itu sediri. Jadi tidak ada ke kekuasaan yang sewenang-wenang. Apalagi sampai diperebutkan.

Tuhan  adalah yang Kuasa Jadikan manusia sebagai penguasa di bumi dan langit.
Maka Tuhan Ridho tidak jadi penguasa dalam kehidupan. Tuhan juga Ridho memberikan semua "Sifat dan KuasaNYA" hanya kepada manusia.
Tuhan Ridho Menyerahkan segala yang Dikehendaki ada menjadi milik seluruh umat manusia.

Tuhan adalah Sang Hidup yang Menghidupkan, Menghidupi serta Memberi Kehidupan dan Penghidupan sehingga setiap yang hidup mampu hidup dengan sendirinya.
Tuhan adalah Hidup yang  senantiasa Menghidupkan setiap mahluk yang mampu hidup dengan sendirinya.
Tuhan tidak pernah mematikan siapapun.  Sebab semua yang hidup pasti bisa mati dengan sendirinya.

Menurut leluhur. Keberadaan Tuhan dan Negara harus dinyatakan Ada oleh manusia. Tuhan dinyatakan Ada dengan ucapkan syahadat. Negara dinyatakan ada dengan ucapkan proklamasi.

Para leluhur juga menasihatkan bahwa Negara adalah sebagai wujud Tuhan yang memberi dan membatasi setiap kekuasaan yang ada pada diri setiap warga negara maupun lembaga, institusi, perserikatan dan organisasi.

Para leluhur Bangsa Indonesia tidak merasa sebagai generasi paling hebat. Tetapi mungkin lebih merasa sebagai generasi masa silam yang sudah menyadari diri serba dalam keterbatasan dan ketergantungan mereka terhadap sesama.
Nasihat leluhur bukan tertulis dalam kitab suci agama. Melainkan selalu diajarkan dan diamalkan dalam kehidupan bersama pada keseharian

Demikian. Disampaikan terimakasih kepada yang sempat baca tulisan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun