“Mencintai itu mudah, dicintai itu mudah, tapi dicintai oleh orang yang kita cintai itu yang susah”
Joy, begitu biasa aku dipanggil. Joyo Pribadi nama lengkapku dan ada juga Roy sahabat karibku duduk disebelahku. Rois Abdul Aziz nama lengkapnya. Malam ini, malam minggu. Diatas rooftop kost-kostan anak sholeh, begitu biasa kami menyebut kost-kostan ini. Maklum kami merasa kami masih bukanlah anak yang sholeh, sehingga masih perlu pengakuan atau paling tidak mengaku-akui diri sendiri sebagai anak sholeh, ditemani bulan, bintang, angin malam semilir, secangkir kopi, sebatang rokok, sedikit cemilan, dan suara petikan gitar lagu-lagu hits Dewa 19 tahun 90’an.
Malam itu kami memang sedang kosong, tak ada acara. Teman-teman kost wes podo pulang kampung ke daerah asalnya. Maklum, lusa libur hari besar dua hari berturu-turut. Ku habiskan malam bersama Roy.
Entah ada angin apa tiba-tiba si Roy bercerita mengenai kisah asmaranya. Padahal ia tahu, ia bercerita kepada orang yang salah. Ia bercerita kepada orang yang seumur hidup belum pernah menjalin kisah asmara dan belum pernah tahu pahitnya putus cinta. Eh, pernah sih kayaknya…..
Tema bahasan malam minggu di rooftop kost-kostan kali ini adalah mengenai kenangan. Ahhh…Kenangan……