Mohon tunggu...
Mohammad AshariQodhi
Mohammad AshariQodhi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa teknik kimia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN Tematik Undip Ajak Masyarakat Banggun Budidaya Maggot (Hermetia Illucens)

5 Juni 2022   17:02 Diperbarui: 5 Juni 2022   17:05 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi jalan pada kelurahan jabungan RW 06.| sumber:dokpri

Sebagai sarana pengurangan sampah organik dan meningkatkan ekonomi desa

Jabungan, Banyumanik (10/10/2021), Indonesia merupakan negara kepulauan yang dihuni oleh 273,5 juta jiwa. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), komposisi sampah didominasi oleh sampah organik, yakni mencapai 60% dari total sampah. Sampah plastik menempati posisi kedua dengan 14% disusul sampah kertas 9% dan karet 5,5%. Sampah lainnya terdiri atas logam, kain, kaca, dan jenis sampah lainnya.

              Kelurahan jabungan sendiri berada di pinggir kota dengan luas wilayah 2.265 Ha yang letaknya cukup strategis karena berada di pinggir wilayah Kecamatan Banyumanik Kota Semarang, Dengan jumlah penduduk 4.094 Jiwa yang 80% masyarakatnya bertempat tinggal di Kawasan pemukiman pedesaan dan padat penduduknya, Yang terbagi menjadi menjadi 6 Rukun Warga dan terdiri dari 30 Rukun Tetangga, Dimana dengan data yang disebutkan tidak terpungkiri bahwa sampah organik dan anorganik yang dihasilkan sangatlah banyak. Selain itu kelurahan jabungan memiliki akses jalan yang begitu sulit untuk ditempuh terutama di kelurahan jabungan RW 06.

               Pada Kelurahan Jabungan RW 06 merupakan wilayah padat penduduk serta letak lokasinya yang berada diperbukitan dimana akses jalan yang dimiliki naik turun dan terkadang rusak dimusim penghujan mengakibatkan truk sampah yang akan ke jabungan RW 06 kadang terlambat dalam pengangkutan sampah, Untuk itu kami melakukan inovasi untuk mengajak masyarakat jabungan RW 06 untuk membangun budidaya maggot guna mengurangi sampah organik dikelurahan jabungan RW 06 serta meningkatkan ekonomi pada RW 06.

Biopon maggot untuk budidaya maggot|sumber:dokpri
Biopon maggot untuk budidaya maggot|sumber:dokpri

               Budidaya maggot dimulai dengan cara melakukan pembangunan Biopon, Kandang Lalat, Tempat penetasan lalat dan Tempat lalat bertelur, dimana pada pembuatan Biopon dan Kandang lalat bisa dilihat pada gambar. Kami menggunakan biopon dengan kapasitas 10 kg maggot serta kendang lalat kurang lebih bisa diisi dengan kapasitas 400-500 lalat BSF.

               Setelah semua peralatan sudah jadi dan siap untuk digunakan, Langkah selanjutnya yaitu kami membeli pre pupa pada pembudidaya maggot yang ada disemarang, pre pupa merupakan fase maggot dewasa dimana setelah masuk tahap pre pupa sampai fase pupa, maggot akan menjadi lalat BSF. Kemudian lalat BSF akan kawin dan menghasilkan telur, lalat BSF akan mati setelah bertelur serta telur lalat BSF tidak bisa bertahan sampai 2 hari, Sehingga perlunya memantau serta perawatan pada setiap harinya, lalu telur dipindahkan kedalam wadah penetasan dan diberikan makan ampas tahu guna mempercepat pertumbuhan bayi maggot. Setelah 5 hari maggot dapat dipindahkan pada biopon dan diberikan makan sayuran organik atau limbah rumah tangga. Adapun syarat-syarat limbah yang cocok bagi maggot antara lain : nasi basi, sayur busuk, buah busuk, masakan basi, tulang-tulangan, ampas kelapa, dan ampas tahu.

               Pada fase panen maggot yang dihasilkan sebanyak 5 kg diperoleh dari telur 3 gr, dimana jika 1 kg maggot sekitar 8.000 maka dapat dihasilkan 40.000 dari 3 gr telur maggot. Dimana pada siklus perkembangan maggot sendiri harus dijaga supaya siklus produksi maggot tidak terputus. Pada pelaksanaannya kami menghasilkan maggot kurang lebih hampir 10 kg pada satu kali siklus, dan jika dilihat dari segi ekonomi hal ini sangat menguntungkan karena makanan dari maggot sendiri dari sampah organik dimana sampah ini didapat dari limbah atau sisa dari kegiatan sehari-hari masyarakat jabungan RW 06. Tak hanya maggot kami juga menghasilkan beberapa produk antara lain pupuk dari selongsong maggot, pupuk dari limbah biopon, maggot kering serta bubuk maggot.

Sosialisasi kepada warga RW 06|sumber:Dokpri
Sosialisasi kepada warga RW 06|sumber:Dokpri

               Kami berharap dengan adanya program ini dan dengan berjalannya program ini, dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dikelurahan jabungan RW 06 serta dapat meningkatkan perekonomian pada masyarakat jabungan RW 06.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun