Mohon tunggu...
ashari mardjoeki
ashari mardjoeki Mohon Tunggu... -

Mengamati dan menuliskannya tentang hidup bertuhan yang nyata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Orang yang Bertuhan Harus Buktikan bahwa Tuhan Mahakusa Benar Ada.

17 Maret 2011   16:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:42 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahwa “Tuhan” itu Mahakuasa, Mahapelindung, Mahaadil, Mahasuci dan Mahatahu, semua orang beragama dan orang yang baru pada tingkat bisa percaya KepadaNYA, pasti mengakuinya demikian tentang KeberadaanNYA.
Tetapi “banarkah bahwa Tuhan Yang Mahapelidung itu ada? Benarkah bahwa Yang Mahaadil itu ada? Apakah benar bahwa DIA itu Mahatahu?”  Atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, banyak jawaban yang dicari jawabnya dari ayat-ayat dalam kitab suci yang sering kali maknanya ditafsirkan keliru.
Lagi pula apakah bisa dijamin bahwa para ulama akan memberi jawaban yang sama? Apakah pertanyaan ”benarkah Tuhan itu Mahakuasa,” hanya perlu jawaban “ya” atau “tidak?”
Pertanyaan-pertanyaan demikian bukan sekadar butuh jawaban yang hanya bisa dipilih—ya atau tidak. Pertanyaan-pertanyaan tersebut seringkali memerlukan jawaban dengan pembuktian yang bisa dipertanggungjawabkan.

Jawaban yang diperlukan adalah jawaban seperti yang lazim dilakukan para ilmuwan.
Kalau jawabnya “benar,”  pasti bisa dibuktikan dan tak bisa disangkal. Demikian pula sebaliknya. Kalau jawabnya “tidak benar,” harus bisa dibuktikan bahwa memang “tidak benar.” Semua kitab suci pun harus bisa dibuktikan kebenarannya. Termasuk  Alqur’an.
Semua kitab suci diterima oleh penganutnya bukan atas dasar karena isinya “dipercaya” kebenarannya. Melainkan karena terbukti kebenarannya.
Segala pertanyaan tentang ketuhanan perlu jawaban jelas, yang menentramkan dan mencerdaskan. Bukan jawaban yang membuat tambah bingung mereka yang bertanya. Bukan pula jawaban yang menimbulkan sanggahan-sanggahan. Bukan jawaban berdasar pendapat orang lain yang ditulis—yang tidak bisa membuktikan apa-apa.
Jawaban yang benar, atas pertanyaan-pertanyaan tentang ketuhanan, selalu menghadirkan pencerahan dan menumbuhkan pengertian-pengertian baru yang rasional dan universal, yang sebelumnya tidak terpikiran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun