Mohon tunggu...
ashari mardjoeki
ashari mardjoeki Mohon Tunggu... -

Mengamati dan menuliskannya tentang hidup bertuhan yang nyata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pengakuan Berketuhanan, Sangat Penting

10 Maret 2011   07:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:55 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Mampu mengakui Keberadaan “Tuhan” secara pasti, merupakan sesuatu yang penting; sehingga semua orang yang beriman pasti tidak lagi meragukanNYA. Artinya. KeberadaanNYA secara nyata, harus bisa dibuktikan kebenaranNYA—tidak bisa disangkal oleh siapa pun; teremasuk oleh mereka yang tidak mau mengakui KeberadaanNYA yang dituhankan.

Kalau saja mereka yang nengaku berketuhanan,  tidak mampu membuktikan KeberadaanNYA secara pasti,  maka akan sulit bagi mereka untuk membuktikan kebenaran Firman Tuhan yang Difirmankan para Nabi.

Bisa mengakui Keberadaan “Tuhan” yang Nyata, Benar dan Ada, orang bisa terbebas dari keraguan. Setiap langkah perbuatannya pasti ditujukan ke hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain. Ibadahnya pasti tidak sekadar ritual. Bagi yang mengaku dirinya muslim, sholatnya pasti tidak asal sholat. Di manapun berada sholat pasti tetap bisa didirikan dengan sempurna oleh mereka yang sholat.
Orang-orang yang menyatakan mengakui bahwa “DIA” itu Ada, pasti bisa mengakui KeberadaanNYA berdasar “kesaksian yang benar.” Bukan hanya suatu pengakuan atau pernyataan yang diucapkan dengan sekadar mengulang ucapan orang lain; atau hanya untuk memenuhi persyaratan tertentu. Bukan pula pernyataan mengakui bersaksi yang tanpa kesaksian. Bukan pula suatu pernyataan bersaksi yang tidak menyaksi apa-apa.
Pengakuan bersaksi yang tidak basa-basi itulah yang sangat penting bagi orang-orang yang berketuhanan secara benar.  Bukan hanya pengakuan yang asal mengakui—tanpa pertanggungjawaban.
Sungguh suatu karunia mendapat “hak” bisa mengakui Keberadaan Tuhan, yang datang dari kesadaran dirinya sendiri—tidak dusta atas pengakuan kesaksian yang diakui sendiri. Karena mereka Disadarkan oleh Yang senantiasa Menyadarkan siapa saja yang tidak menyadari diri pribadinya sendiri. Disadarkan oleh Yang Menyadarkan siapa saja yang lupa dengan keterbatasan mutlak atas dirinya. Yang senantiasa Menyadarkan siapa saja yang sadar, agar mereka tidak mudah kehilangan kontrol atas dirinya sendiri.
Sampai sejauh mana pentingnya pengakuan itu, maka seseorang harus bisa mengakui KeberadaanNYA dengan pasti?
Jawabnya adalah, sampai seseorang bisa selalu bersyukur. Bisa selalu bersabar;  bisa berfikir selalu demi kebenaran dan kebaikan;  bisa hidup serasa tanpa keluhan;  hidup tanpa diganggu perasaan sesal atau dendam yang tidak bisa dihapus; tanpa was-was, tanpa takut, serta tetap tenang menghadapi apa pun yang akan terjadi; dan senantiasa bersikap ikhlas.
Hidup serasa tanpa beban. Kalau toh beban itu ada, maka akan terasakan sebagai sebuah isyarat yang menjanjikan segarnya kenikmatan hidup yang akan segera dinikmati.

Mereka yang bisa mengakui Keberadaan Tuhan secara nyata pasti berharap, semoga semua orang juga bisa mengakui, bahwa Tuhan itu SejatiNYA  Ada—bisa merasakan dengan nyata, bahwa dirinya selalu “Disaksikan oleh Tuhan Yang Mahatahu.” Mereka adalah orang-orang yang tidak lagi takut dengan siksaan api neraka; tetapi mereka adalah insan-insan yang pantang untuk sengaja berbuat dosa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun