Mohon tunggu...
Akmal Ashar
Akmal Ashar Mohon Tunggu... -

belajar, berbagi, bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ika Mudrika: Berbagi Pengetahuan Melalui SEKOLAH KITA

28 Januari 2016   15:46 Diperbarui: 28 Januari 2016   15:59 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan adalah hak semua orang, setidaknya begitu pesan yang tersirat dalam pembukaan UUD 1945. Namun, di negara ini pendidikan merupakan barang langka yang hanya milik sebagian orang saja. Hal ini lah yang menggerakkan Siti Mudrika atau yang lebih sering disapa Ika mendirikan SEKOLAH KITA bersama dengan tiga orang temannya. Berawal dari pengalamannya saat menjalani KKN (kuliah kerja nyata) di Kecamatan Sebatik Tengah, disana ia sempat mengajar disekolah yang serba minim fasilitasnya mulai dari tenaga pengajar, buku-buku hingga gedung tempat belajar mengajar. Melihat realitas pendidikan tersebut Ika kemudian berniat melanjutkan kegiatan belajar-mengajarnya. “pengabdian tak boleh hanya sampai di tempat KKN” tutur wanita kelahiran Luwuk Banggai ini.

sepulangnya dari lokasi KKN Ika melihat di kota Makassar sendiri tempat ia berdomisili masih banyak anak-anak yang putus sekolah terutama masyarakat miskin kota. Hal ini ia temui di Antang tepatnya di sekitar wilayahh pembuangan akhir sampah kota Makassar. Di tempat tersebut sisa-sisa kemewahan kota yang menuju smart city bertemu dengan anak-anak kecil putus sekolah yang harus nyambi jadi pemulung untuk membantu kehidupan keluarganya.

Belajar sambil bermain menjadi metode yang dipilih agar anak-anak yang lebih banyak mengahibiskan waktunya dengan bekerja ini tidak bosan dengan pelajaran yang diberikan. sementara pelajaran yang diajarkan beragam mulai dari pelajaran membaca hingga pelajaran budi pekerti seperti mencintai lingkungan, menghormati yang lebih tua dan berlaku jujur juga diajarkan. menurut Ika pelajaran budi pekerti sangat penting bagi anak-anak, apalagi dilingkungan tersebut kata-kata serapah seperti sundala’ begitu mudahnya meluncur dari lidah anak-anak kecil hingga orang dewasa. ia juga menilai saat ini sekolah formal tidak lagi mengutamakan pendidikan moral dan budi pekerti hal tersebut hanya sebatas kurikulum saja, pada prakteknya siswa lebih banyak dipaksa memahami teks-teks buku pelajaran dan didorong untuk saling berkompetisi dan dijauhkan dari konsep-konsep seperti persahabatan dan saling tolong menolong.

SEKOLAH KITA sendiri telah berdiri kurang lebih selama lima bulan dan sampai saat ini memiliki murid 36 orang di dua tempat yang berbeda yaitu di TPA (Tempat pembuangan akhir) Antang dan di padang savana Jl.Hertasning. kedua lokasi ini berada di kota Makassar. Para pesertanya kebanyakan anak-anak yang putus sekolah dan bekerja sebagai pemulung.

Walaupun bau busuk sampah siap menusuk hidung setiap kali ia datang ke Antang, namun senyum dan semangat belajar anak-anak pemulung itu selalu menjadi pemicu semangat Ika untuk selalu datang dan berbagi pelajaran dan pengetahuan di kedua tempat tersebut. Baginya pengetahuan jika tidak dibagi hanya akan membusuk di kepala dan menjadi sampah.

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun