Mohon tunggu...
Asha amiella
Asha amiella Mohon Tunggu... Jurnalis - pribadi

a human .

Selanjutnya

Tutup

Film

Tentang Hidup dan Secangkir Kopi

28 Juni 2020   18:11 Diperbarui: 28 Juni 2020   18:47 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Pak budi mengatakan bahwa biji kopi yang ia tanam berharga Rp.15.000/kg nya . Sontak hal itu membuat Ben dan Joddy saling melirik bingung karena harga biji kopi mentah tersebut terbilang cukup murah dan tak sesuai dengan rasa yang dikemas di Caffee Dira .

Melihat hal yang tak masuk akal, hati joddy dan Ben terenyuh melihat ikhlasnya pak budi menjalankan perkebunan utnuk kehidupannya sehari-hari . Mereka membantu pak budi dengan memberikan hadiah hasil perjuangan mereka , yaitu sebuah mesin penggiling biji kopi yang mereka desain langsung kepada pak Budi .

Setelah selesai mereka langsung mengantarkan penggiling biji kopi tersebut kerumah pak Budi. Pak Budi sangat terkejut dengan ala yang mereka berikan dan sangat bersemangat. Ben menjelaskan kepada pak Budi mengenai niali jual biji kopi yang ia hasilkan, dan Joddy mengajari pak Budi untuk menggunakan mesin tersebut .

Pak Budi langsung mencoba menggiling biji kopi, dan kemudian langsung menyeduhnya bersama Joddy dan Ben . Ia terkejut dengan rasa yang ia hasilkan langsung   

Dari penggilingan kopi tersebut Pak budi perlahan terus memproduksi bubuk kopinya sendiri dan mengemasnya dalam bentuk yang layak. Sehingga, beberapa waktu kemudia usaha pak budi melejit dan terkenal menjadi bubuk kopi terlaris di desa Posong dengan Harga yang sewajarnya sesuai Kualitas kopi .

Dira, selaku pembeli pertama dari biji mentah pak Budi mendengar kabar tersebut dan mendatangi kediaman pak Budi. Pak budi menjelaskan mengenai harga bubuk kopi yang kini di produksinya . 

Ia mengatakan bahwa ia tidak akan memasok biji kopi mentah dengan harga yang rendah . Mendengar hal tersebut Dira hanya bisa melihat pak budi dengan wajah jengkel tanpa mengatakan sepatah katapun kepada Pak budi .

Dari film pendek inspiratif di atas kita dapat melihat bagaimana kesenjangan sosial dlam masyarakat . dari hubungan kerja sama Dira dan Pak Budi, kita dapat melihat bahwa dikehidupan ini banyak orang "besar" yang memanfaatkan rakyat biasa hanya untuk kepentingan dan kuuntungan pribadi . 

Penindasan dalam dunia bisnis membuat petani-petani yang berlatar belakang pendidikan rendah terus tertinggal . dan juga, dari Ben dan Joddy kita belajar bagaimana membantu orang lain dengan  cara yang special . seharusnya kehidupan manusia  berjalan berdampingan, bukan seperti rantai makanan , yang kuat yang memakan yang lemah .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun