Mohon tunggu...
Muhamad Saepul Saputra
Muhamad Saepul Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya, Muhamad Saepul Saputra, seorang mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan di jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto. Saya dikenal sebagai pribadi yang tangguh, penuh semangat, dan pantang menyerah dalam menghadapi berbagai tantangan. Memiliki hobi menulis, membaca, dan berolahraga, saya selalu berusaha menjaga keseimbangan antara pengembangan intelektual, kreativitas, dan kesehatan fisik. Dengan dedikasi dan komitmennya, saya terus berupaya menjadi individu yang inspiratif dan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Proses Biji Kopi Dari Kebun Menuju Secangkir Meja Seduh

21 Desember 2024   18:17 Diperbarui: 21 Desember 2024   18:17 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Biji kopi. Sumber; Pinterest)

         

           Maraknya dunia perkopian kini menjadi sebuah tren yang sangat hangat, baik dikalangan anak muda ataupun orang tua. Kopi adalah salah satu minuman yang sangat populer didunia, selain populer kopi juga bukan hanya sekedar minuman akan tetapi lebih dari itu, bahkan menjadi budaya dan melekat pada aktivitas sehari-hari. Karena memang cita rasanya disukai dan cocok dilidah manapun, sehingga menjadi prodak komoditas yang mudah di perjualbelikan. Namun, sedikit yang mengetahui perjalanan panjang biji kopi dari kebun hingga menuju secangkir meja seduh. Tentunya proses ini memiliki tahapan yang cukup panjang dan melibatkan tahapan penting dalam menentukan cita rasa akhir kopi.

            Perjalanan kopi di mulai dari kebun, petani yang berkontribusi dalam proses bagaimana awal mula biji kopi ditanam. Menanam kopi pun bukan hanya sekedar menanam, akan tetapi biji kopi ditanam didaerah tropis dengan iklim yang ideal. Biasanya di ketinggian antara 600 hingga 2000 meter, tergantung dengan kebutuhan dan penyesuain tempat ketika penanaman kopi.

            Varietas kopi sebenanrya lebih dari dua variasi, akan tetapi di indonesia pada umumnya ditanam seperti robusta dan arabika, memiliki karakteristik dan cita rasa khas yang berbeda. Setelah ditanam, tanaman kopi sama halnya seperti tanaman pada umumnya memerlukan perawatan itensif, seperti penyiraman, pemupukan dan penyemprotan atau perlindungan dari hama. Proses ini memakan waktu yang cukup lama, karena kopi biasanya dipanen setahun sekali secara berturut.

            Setelah tanaman kopi berbuah yang dikenal sebagai ceri dan telah matang berwarna merah, maka dipanen. Pemanenan ini bisa di lakukan secara manual atau mengunakan mesin, tergantung pada skala kebun. Berbagai metode ketika pemanenan pun berbagai macam cara, akan tetapi metode pemanenan manual dianggap lebih baik karena memungkinkan petani untuk memilih buah kopi atau ceri yang benar-benar sudah matang. Setelah dipanen, buah kopi segera di bawa ke pabrik atau ke tempat petani mengolah untuk tahap selanjutnya.

            Di tempat pengolahan atau pabrik buah kopi segera diolah karena untuk menghindari kerusakan. Ada dua metode utama dalam pengolahan kopi. Metode basah dan metode kering. Metode basah yakni melibatkan pencucian buah kopi atau ceri untuk menghilangkan daging buah sebelum biji kopi dikeringkan, memiliki cita rasa yang lebih bersih dan cerah, cenderung menonjolkan acidity yang tinggi dan rasa floral, dengan tekstur lebih ringan dan seimbang dengan nuansa yang lebih segar. Kemudian, metode kering itu sebaliknya yakni membiarkan buah kopi atau ceri dijemur di bawah sinar matahari, mengeringkan buah kopi beserta dagingnya. Biasanya metode kering ini menghasilakn cita rasa yang cenderung fruity dan manis, disebabkan nuansa fermentasi sering muncul karena buah kopi dijemur utuh dengan dagingnya sehingga teksur biji kopi lebih berisi dan body yang lebih berat. Setiap metode memberikan rasa dan karakteristik yang berbeda pada kopi yang dihasilkan nantinya, seperti honey, natural dan washed tergantung kebutuhan yang dihasilkan.

            Setelah proses pengolahan, pada tahap ini bji kopi bisa dilihat dan dinilai berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna. Biji kopi mentah kemudian memasuki tahap Roasting atau penyangraian, proses ini sangatlah penting karena mempengaruhi rasa dan aroma kopi. Selama roasting, biji kopi mengalami perubahan kimia yang mengeluarkan minyak esensial dan senyawa rasa. Berbagai tingkat peroastingan tergantung keinginan dan kebutuhan, seperti light roast berwarna terang dengan nuansa kuning atau coklat muda, rasa yang cerah dan fruity dengan tingkat keasaman yang lebih tinggi, aroma yang cenderung floral dan citrus. Kemudian, medium roast dengan warna cokelat yang lebih gelap, rasa yang seimbang antara keasaman dan rasa manis. Adapun, medium dark roast berwarna cokelat tua mendekati hitam dengan kilau yang mencolok, memiliki rasa yang lebih kompleks, dengan sedikit rasa pahit dan aroma yang lebih berat bernuansa caramel. Terakhir dark roas berwarna hampir hitam, rasa pahit yang dominan, dengan keasaman yang sangat rendah, aroma yang smokey dan cokelat tua. Setiap tingkatan roasting mempengaruhi cita rasa dan aroma kopi, mulai dari ringan sampai gelap dan itu dapat memberikan pengaruh signifikan pada profil rasa kopi.

            Dari berbagai tahapan yang sudah dilewati akhirnya biji kopi digiling sesuai dengan metode penyeduhan yang akan digunakan dengan ukuran yang bervariasi dari mulai kasar atau sedang sampai dengan halus. Metode dalam penyeduhan kopi pun bervariasi, tergantung sepreti apa kita ingin menyajikan kopi. Teknik penyajian kopi pada umumnya ada dua yakni manual brew dan automatic brew. Manual brew adalah teknik atau metode cara pembuatan kopi secara manual di mana barista memiliki kontrol penuh atas setiap proses dalam menentukan cita rasa kopi, mengontrol rasio air dan kopi, suhu air sehingga barista bisa menentukan rasa kopi sesuai dengan seleraranya atau custamer. Dibalik cara penyajian yang manual tentunya memiliki kelebihan seperti kontrol yang lebih besar atas rasa dan kekuatan kopi, prosesnya lebih interaktif dan manual brew ini sangat cocok bagi penggemar kopi yang ingn mengeksplorasi rasa. Manual brew sebenanrnya sudah diketahui sejak lama di eropa dengan seiring perkembangan kopi sebagai minuman paling populer. Contoh teknik penyeduhan kopi manual brew seperti French press, Aeropress, Pour over dan tubruk. Adapun, automatic brew  adalah metode atau teknik pembuatan kopi dengan menggunakan mesin otomatis, yang mana mesin mengatur suhu dan waktu sehingga membuat kopi menjadi praktis dan efesien. Contohnya seperti kopi mesin (Drip coffee maker) dan Espresso machine, dengan menggunakan metode automatic manual ini lebih praktis dan cocok digunakan sehari-hari dikarenakan dominan pembuatan kopi menggunakan mesin, tentunya walaupun menggunkan mesin tidak menghilangkan cita rasa pada kopi dan memproduksi kopi dengan konsistensi yang baik.

            Pemilihan metode antara manual brew dan automatic brew itu kembali kepada penikmat kopi dan tergantung pada prefensi indiviu, waktu yang tersedia serta pengalaman yang di inginkan. Manual brew memberikan pengalaman yang lebih mendalam bagaimana cara membentuk cita rasa kopi. Sedangkan automatic brew menawarkan kemudahan dan kecepatan.

            Secara garis besar seperti itulah pengolahan kopi, banyak tahapan - tahapan penting yang harus dilakukan dengan baik, agar proses akhir dari kopi memiliki cita rasa yang sempurna. Di indonesia kopi sudah menjadi hal lumrah karena indonesia adalah salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia, selain tempat yang sangat baik unntuk menanan kopi, indonesia dikenal karena keanekaragaman dan kualitas biji kopinya. Mulai dari aceh sampai papua menyumbangkan cita rasa unik dan ini mencerminkan karakteristik tanah, iklim, dan budaya lokal.

            Kopi pertama kali dikenalkan di indonesia pada abad ke 17 oleh penjajah belanda. Mereka membawa biji kopi arabica dari yaman dan mulai menanamnya di pulau jawa. Seiring dengan perkembangan budidaya, akhirnya kopi menyebar ke seluruh daerah indonesia seperti, sumatera, sulawesi, dan bali. Sehingga pada abad 18 perkebunan kopi di indonesia mulai berkembang pesat, menjadikannya salah satu komoditas ekspor utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun